Samurai merupakan gelar seseorang kesatria di Jepang dengan keahlian berpedang. Pada umumnya samurai adalah orang Asli Jepang itu sendiri. Berdasarkan sejarah, ternyata bukan hanya orang asli Jepang saja yang dapat menjadi Samurai loh, Orang bule Asing berkebangsaan Inggris bernama Wiliam Adams ternyata adalah orang asing pertama kali didunia yang di akui mendapatkan gelar samurai saat pemerintahan Shogun secara resmi.
William Adams (lahir di Kent, Inggris, 24 September 1564 – meninggal di Hirado, Kyushu, Jepang, 26 Mei 1620 pada umur 55 tahun) adalah navigator pelayaran kapal dagang berkebangsaan Inggris yang melakukan pelayaran ke Jepang, dan dipercaya sebagai orang Inggris pertama yang tiba di Jepang. Ia dikenal di Jepang sebagai Miura Anjin (三浦 按針, navigator dari Miura) atau Anjin-sama (anjin berarti navigator, dan sama adalah tuturan hormat). Kisah hidupnya merupakan inspirasi bagi tokoh fiksi John Blackthorne dalam novel laris Shogun karya James Clavell.
Setibanya di Jepang, Adams berhasil beradaptasi dan akhirnya diangkat sebagai penasihat penting bagi Shogun Tokugawa Ieyasu, dan membantu membangun galangan kapal model Barat yang pertama untuk Keshogunan Tokugawa. Ia kemudian menjadi tokoh utama yang berperan dalam pendirian pos perdagangan untuk Belanda dan Inggris. Di antara pengabdian dirinya untuk shogun, termasuk membantu Jepang mencarter dan menjadi nakhoda pada beberapa kapal segel merah yang berdagang ke Asia Tenggara. Adams meninggal dunia di Jepang pada usia 55 tahun, dan dipandang sebagai salah satu dari orang asing yang paling berpengaruh di Jepang pada zaman Edo
Shogun menyukai kepintaran Adams, dan mengangkatnya sebagai penasihat dagang dan diplomatik. Adams akhirnya dijadikan penasihat pribadi tentang semua hal yang berkaitan dengan negara-negara dan peradaban Barat. Beberapa tahun kemudian, Adams diangkat menjadi penerjemah resmi shogun sebagai pengganti pastor Yesuit João Rodrigues. Pastor Valentim Carvalho menulis, “Setelah dia belajar bahasanya, dia dapat berhubungan dengan Ieyasu dan memasuki istana kapan saja dia suka”; tidak ketinggalan, ia juga menyebutnya sebagai “seorang insinyur hebat sekaligus matematikawan”.
Adams sudah memiliki seorang istri dan memiliki anak-anak di Inggris, namun Ieyasu melarangnya untuk pulang ke Inggris. Shogun Ieyasu memberi Adams hadiah dua bilah pedang yang melambangkan status seorang samurai. Shogun menyatakan navigator Inggris William Adams sudah mati, dan terlahir kembali sebagai samurai bernama Miura Anjin. Keputusan shogun membuat istri Adams di Inggris secara hukum berstatus janda (walaupun setelah tahun 1613, Adams masih terus mengiriminya uang secara teratur lewat jasa perusahaan Inggris dan Belanda), dan sekaligus “membebaskan” Adams untuk mengabdi kepada keshogunan secara penuh. Adams diangkat sebagai samurai bergelar hatamoto. Jabatan hatamoto sangat tinggi dan prestisius karena merupakan abdi langsung keshogunan.
Ia juga diberi penghasilan yang memadai, “Untuk layanan yang telah aku lakukan dan kerjakan setiap hari, sebagai pegawai abdi kaisar, Kaisar telah memberikan aku kehidupan yang cukup” (Letters). Ia diberi tanah di Hemi (逸見 ) (di pinggir kota Yokosuka, Provinsi Sagami) “berikut delapan puluh atau sembilan puluh peternak yang dapat aku jadikan budak atau pelayan.” (Letters). Tanah feodal kekuasaan William Adams seharga 250 koku. Pada akhirnya ia menulis, “Tuhan telah memberikan berkah untuk aku setelah penderitaanku yang hebat” (Letters).
Tanah milik Adams berada dekat Pelabuhan Uraga yang merupakan pintu masuk ke Teluk Edo. Ia dicatat sebagai pedagang yang mengurusi muatan kapal-kapal asing. John Saris menceritakan hal tersebut ketika Saris berkunjung ke Edo pada tahun 1613. Adams memiliki hak menjual kembali muatan kapal Spanyol yang membuang jangkar di Teluk Uraga.
Jabatan Adams membuatnya dapat menikahi anak perempuan Magome Kageyu yang bernama Oyuki (お雪). Magome adalah pejabat jalan raya yang bertugas menukar kuda penarik di salah satu jalan utama menuju Edo. Bersama Oyuki, Adams mendapat anak laki-laki bernama Joseph dan anak perempuan bernama Susanna. Meskipun demikian, jiwa petualangan Adams membuatnya sering tidak berada di rumah. Pada awalnya, ia pernah berusaha menyiapkan ekspedisi mencari rute pelayaran utara melalui Arktik yang gagal ditemukannya dulu.
Adams memuji Jepang, orang Jepang, dan peradabannya:
Orang-orang di negeri Jepang ini memiliki sifat yang ramah, sopan tanpa tanding, dan gagah berani dalam perang: keadilan mereka sangat dijalankan tanpa memihak pada pelanggar hukum. Mereka diatur dengan sangat beradab. Maksudku, tidak kalah dengan negeri di dunia yang diperintah kebijakan sipil. Orang-orang di sana sangat percaya takhayul dalam agama, dan mempunyai berbagai macam pendapat. (Surat William Adams ke Bantam, 1612)