Melengkapi Kapal perang dengan koneksi internet cepat ber Wi-fi merupakan rencana pemerintah Jepang untuk memikat para generasi milenial untuk melamar ke militer. Pasukan Bela Diri Maritim Jepang akan memperluas akses internet di kapal perangnya ke tempat tidur susun dan area umum untuk menarik lebih banyak anak muda milenial.
Ketiga divisi korps pasukan bela diri Jepang berjuang untuk mencapai target perekrutan, karena generasi muda Jepang yang ‘manja’ menghindar dari kehidupan militer penuh disiplin.
Pejabat departemen pertahanan bela diri Jepang itu berencana untuk menawarkan akses internet yang lebih baik di atas kapalnya, untuk menarik calon yang lebih muda setelah komplain dari anggota termudanya. Pasukan itu berencana untuk menawarkan akses internet yang lebih baik di atas kapalnya, untuk menarik calon yang lebih muda.
Di Jepang, generasi milenial dikenal generasi yang dekat dengan orang tua dan ‘manja’ menghindar dari kehidupan militer. Generasi muda Jepang memang tidak menyukai militerisme.
Saat berjuang untuk menarik jumlah rekrutmen muda yang cukup, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang telah datang dengan solusi baru bagi generasi yang belum pernah hidup tanpa ponsel untuk online saat di laut.
Saat ini, anggota kru memiliki akses terbatas ke internet dari bagian-bagian tertentu dari kapal mereka, terutama karena masalah keamanan. Perwira senior MSDF telah memutuskan, bagaimanapun, untuk memperluas akses Wi-fi untuk memungkinkan anggota kru yang tidak bertugas untuk logon dari ranjang tidur mereka atau area komunal seperti ruang aula, lapor The Mainichi melaporkan.
Angkatan laut Jepang memang menghabiskan waktu berhari hari ditengah laut yang keras setiap patroli. Lautan Jepang juga tergolong luas, sedangkan generasi muda tidak memiliki selingan online selama masa dinas saat ini.
Ketiga divisi korps pasukan pertahanan diri Jepang telah gagal mencapai target rekrutmen mereka selama lima tahun terakhir, dengan angka rekrutmen keseluruhan pada tahun 2018 hanya 70 persen dari yang dibutuhkan. Situasi ini sangat serius di MSDF, di mana jumlah rekrutan baru hanya 60 persen dari target.
Sumber: mainichi shimbun