Pulau Putri merupakan satu di antara beberapa pulau terluar di Kota Batam. Di awal tahun ini pulau tersebut didandani kembali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain memasang bangunan penahan gelombang, kementerian juga membuatkan tulisan besar atau giant letter.
Kata Indonesia dalam ukuran besar dibuat membelakangi siluet bangunan tinggi di negeri seberang. Huruf O pada tulisan tersebut diganti dengan tanda hati berwarna merah yang di bagian tengahnya membentuk lambang negara Burung Garuda.
“Pemerintah kan sudah menata pulau ini. Tujuannya untuk destinasi wisata. Kan sayang sekali kalau akhirnya wisatawan enggan datang karena banyak sampah,” tuturnya.
Pada sore itu, Rizki tak bekerja sendiri. Ia turun bersama sekitar 20 warga Nongsa Pantai lainnya. Pulau Putri ini memang terletak tepat di seberang Nongsa Pantai. Pulau Putri yang kembali ramai dikunjungi turis dirasa menjadi berkah bagi warga sekitar.
“Karena itu kami harap pengunjung bersama-sama menjaga kebersihan Pulau Putri. Setidaknya dengan tidak meninggalkan sampah di pulau,” kata dia.
Sampah yang terkumpul dari kegiatan gotong royong ini, kemudian akan dibawa ke daratan oleh pihak kelurahan. Lurah Sambau, Awalludin mengatakan pengangkutan sampah dari Pulau Putri akan dilakukan Selasa ini.
“Insya Allah besok bekerjasama dengan Satgas Kecamatan. Untuk pengangkutan sampah dari Pulau Putri ke darat pakai boat (kapal) tokoh masyarakat. Nanti sampah dibawa ke TPS (tempat pembuangan sampah sementara) Sambau,” ujarnya, Senin (15/7).
Langkah masyarakat untuk membersihkan objek wisata Pulau Putri ini disambut baik Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata.
“Kami mengapresiasi warga yang membantu pemerintah dalam menjaga objek wisata di Kota Batam. Dan kepada siapapun di mana pun kami ajak mari bersama-sama menjaga objek wisata yang ada. Kita mulai dari hal kecil dengan tidak membuang sampah sembarangan. Serta kita mulai dari diri kita sendiri. Kita jaga objek wisata, kita jaga Batam,” pesannya.