Orang Inggris terkenal maniak dengan teh. Sampai-sampai mereka memiliki tradisi minum teh di sore hari yang dikenal dengan sebutan afternoon tea. Ciri khasnya adalah teh disajikan dengan camilan-camilan kecil yang disusun di nampan lapis tinggi atauthree tier.

Tradisi afternoon tea sudah melewati sejarah panjang sejak tahun 1800-an dan populer di kalangan bangsawan Inggris di masa itu. Karena afternoon tea lebih ke urusan gaya hidup, maka segala sesuatunya tampil begitu cantik. Mulai dari peralatan minum teh seperti cangkir hingga taplak meja.

Tradisi ini lebih sebagai ajang bertemu dan bersosialisasi. Selain juga menjadi jeda mengisi perut di antara jam makan siang dan makan malam. Belakangan sudah banyak restoran dan hotel bintang lima di Jakarta yang menawarkan paket afternoon tea.

Menurut Ratna Somantri, seorang ahli teh, afternoon tea lebih berfokus pada sisi lifestyle atau gaya hidup, dibanding tehnya itu sendiri. Sehingga, afternoon tea ibarat fine dining yang serba penuh dengan aturan atau table manner.

“Tradisionalnya, rak susun ada kue-kue mulai dari sandwich, lalu kue-kue manis, dan harus ada scone,” jelas Ratna.

Di Boston Amerika, sekelompok koloni Massachusetts menyamar sebagai pelayan Indian Mohawk dan naik ke tiga kapal teh Inggris untuk  membuang 342 peti teh ke pelabuhan. Serangan tengah malam, yang dikenal sebagai “Boston Tea Party”, merupakan protes dan cikal bakal kemerdekaan Amerika terhadap Undang-Undang Teh Parlemen Inggris tahun 1773.

Secara tradisional, scone disajikan dengan jam (selai) dan clotted cream atau krim kental yang menggumpal. Menurut Ratna, kue scone cenderung kering sehingga cocok dimakan dengan krim kental. Selain scone, juga biasa disajikan kue tart buah.

“Saat itu, pastry belum berkembang, belum keren-keren seperti sekarang. Sekarang sudah macam-macam, malah bisa kue Indonesia, tidak masalah,” ungkap Ratna.

Selain itu, lanjut Ratna, orang Inggris pada zaman dulu biasa minum black tea (teh hitam atau teh merah). Sehingga, selalu disediakan gula dan susu. Saat memasukan gula, untuk tercampur dengan teh, jangan diaduk secara berputar.

Afternoon tea tidak hanya tradisi untuk para wanita. Produser acara TV terfavorit dunia Grand Tour yang semuanya laki-laki juga turut menikmatinya di sela kesibukan shooting Grand tour (serial televisi otomotif Inggris untuk Amazon Video yang dipandu oleh Jeremy Clarkson, Richard Hammond dan James May dan diproduksi oleh Andy Wilman).

“Aduknya tidak diputar, bisa terciprat. Kalau untuk etika, aduknya back and forward (arah depan belakang),” tutur Ratna.

Etika lainnya adalah sikap duduk yaitu duduk harus tegak. Lalu soal cangkir dan tatakannya (saucer). Tatakan cangkir harus tetap di meja, saat cangkir diangkat. Sendok pengaduk diletakkan di sisi belakang tatakan.

“Tatakan jangan diangkat sama cangkirnya. Tapi kalau kita standing party, bawa saucer-nya. Jadi cup (cangkir) dan saucer (tatakan) tidak boleh berjauhannya,” jelas Ratna.

Sedangkan kantong teh yang sudah terseduh, diletakkan di tempat yang sudah tersedia. Kalau tidak ada, letakkan di tatakan cangkir. Hal ini agar taplak yang biasanya dipakai taplak cantik tidak menjadi kotor.

Afternoon tea khas Inggris dengan camilan Scone. Afternoon tea mulai terkenal sejak 150 tahun yang lalu, yaitu sekitar tahun 1800-an. Afternoon tea ini awalnya dilakukan sebagai cara sosialisasi kaum konglomerat di Inggris. Mereka akan mengundang teman-temannya untuk menikmati the beserta hidangan roti-roti kering.
Lalu, jika berurusan dengan susu, seringkali muncul apakah menuang susu dulu atau teh dulu. Sebelumnya, Ratna menjelaskan umumnya teh yang digunakan adalah teh merah, karena sejak dulu di Inggris yang populer adalah teh merah.

Teh jenis ini berbeda dengan teh hijau yang tak terlalu pekat dan malah ada cenderung rasa manis. Teh merah apalagi yang pekat memang cocok dicampur dengan susu dan gula. Dulu, jelas Ratna, keramik cangkir mudah pecah bila terkena air panas.

“Jadi dulu susunya dulu yang dituang, supaya cangkir tidak pecah. Tapi sekarang, keramik-keramik sudah tahan panas. Baiknya teh dulu, baru susu. Supaya susu bisa ditakar,” jelas Ratna.

Jadi, jika misalnya tehnya tidak terlalu pekat, kalau susu yang sudah dituang sebelumnya dan ternyata kebanyakan, tehnya malah tidak terasa. Sebaliknya, jika teh terlalu pekat, susu bisa dituang belakangan untuk menyeimbangkan kepekatan teh.

Sedangkan kue scone, tambah Ratna, ada cara makannya tersendiri. Scone dinikmati dengan coated cream. Pertama, scone dipotong dua, lalu tengahnya diberi krim.

Selain afternoon tea, Inggris juga punya high tea. Namun tidak seperti afternoon teahigh tea tidak terlalu terkenal karena budaya ini lebih sering dilakukan oleh kalangan bawah. Karena kalangan bawah adalah pekerja, mereka tidak mempunyai waktu untuk melakukan afternoon tea. Sebagai gantinya, mereka melakukan tradisi minum teh sekitar jam 6 sore yang sekarang lebih dikenal sebagai dinner atau supper atau makan malam.

Sekarang, afternoon tea tidak terlalu sering dilakukan seperti dahulu. Hal ini dikarenakan sudah banyak orang yang pergi bekerja dan tidak punya waktu untuk melakukan tradisi ini.

Kalau mau, kamu juga bisa membuat afternoon tea ala-ala konglomerat Inggris di rumah lho ^^