Animator asal Indonesia, Wahyu Ichwandardi, merupakan kreator video animasi klip lagu berjudul This is America, yang dinyanyikan Donald Glover. Laman Mashable, 7 Juli 2018, melaporkan pembuatan video tersebut menggunakan komputer kuno.
Wahyu mengunggah video pendek tentang perangkat yang digunakan untuk membuat video animasi tersebut. Dia menggunakan komputer Apple keluaran 1985.
“Mesin seni Pixel: Pertama alat gambar, Macintosh 128K + MacPaint dan animasi Macintosh SE + MacroMind VideoWork, keduanya terhubung dengan LocalTalk,” demikian ditulis Wahyu dalam keterangan videonya melalui akun Twitter bernama @pinot.
This is America merupakan salah satu lagu populer pada 2018. Video klip asli lagu tersebut memiliki tarian yang menarik. Diunggah pada Mei 2018, video sudah ditonton lebih dari 300 juta orang.
Pria yang saat ini tinggal di New York, Amerika Serikat, itu membuat animasi yang mirip dengan video klip aslinya, mulai urutan koreografi hingga ekspresi penyanyinya, Glover, hampir identik. Di Amerika, Wahyu bekerja di sebuah agensi digital bernama Grape Story.
Wahyu membuat gerakan setiap frame dengan sempurna dan detil gerakan tarian dalam video klip dia ikuti. “Setiap piksel tunggal penting,” ujar Wahyu di Twitter. Pada 23 Juni, dia telah menggabungkan 189 frame untuk durasi lebih-kurang 20 detik dari video tersebut.
Dia juga belajar Sherrie Silver, koreografer tarian tersebut, melalui video tutorial yang diunggah melalui akun Twitter @SherrieSilver. “Untuk menggerakkan tarian dengan benar, saya memeriksa dari video koreografer langsung melalui @SherrieSilver,” ucap Wahyu.
Salah satu tantangan yang berat dalam membuat animasi itu, kata dia, menangkap gerakan tradisional. Itu perlu membuat gerakan berdasarkan saran. “Ada bagian, misalnya, kaki Glover keluar. Perlu diputar dan dihentikan beberapa kali,” tuturnya.
Saat ini, Wahyu sudah membuat animasi 375 frame dengan hasil yang mengesankan. Wahyu dijuluki sebagai animator yang berpengalaman. Dia melakukan eksperimen membuat animasi dengan komputer zaman dulu. “Proyek ini seperti perjalanan sejarah untuk anak-anaknya,” katanya.
source: Tempo