Pemilu Sri Lanka yang digelar pada Sabtu, 16 November 2019, memenangkan Nandasena Gotabaya Rajapaksa, 70 tahun. Rajapaksa mendapatkan 52 persen suara, sedangkan pesaingnya Sajith Premadasa mengantongi 41 persen suara. 

Rajapaksa mengucap sumpah jabatan pada Senin, 18 November 2019, waktu setempat, di sebuah kuil kuno Budha di kota Anuradhapura, Sri Lanka.      

Menjadi tugas saya untuk melayani seluruh masyarakat Sri Lanka tanpa memandang ras atau agama. Saya berjanji menjalankan tugas-tugas saya dengan seadil-adilnya,” kata Rajapaksa, seperti dikutip dari ndtv.com.  

Di kalangan masyarakat Sri Lanka, Rajapaksa bukan sosok asing. Dia adalah adik mantan Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa, yang berkuasa 10 tahun silam. Sedangkan Rajapaksa adalah mantan Panglima Sri Lanka yang

Situs gota.lk menulis, Rajapaksa adalah putra kelima dari sembilan bersaudara yang lahir di Palatuwa, distrik Matara, Sril Lanka. Dia berasal dari keluarga politikus terpandang, dimana ayahnya D.A. Rajapaksa adalah politikus paling berpengaruh di Sri Lanka, tetapi juga dikenal sebagai penghasut, anggota parlemen dan Wakil Juru bicara Menteri Pertanian pada era pemerintahan Wijeyananda Dahanayake. 

Besar di keluarga politikus dan mendapat pendidikan politik dengan baik, Rajapaksa mendapat didikan agar mengikuti jejak ayahnya. Kakaknya, Mahinda Rajapaksa adalah mantan Presiden Sri Lanka dan dua kakak Rajapaksa lainnya juga menekuni jalan politik dengan menjadi anggota parlemen.   

Rajapaksa menuntaskan Pendidikan S2 di Universitas Madras pada 1983 dan S3 di Universitas Colombo, Sri Lanka pada 1992 jurusan teknologi informasi. Rajapaksa memiliki tiga anak. 

Dia melayani publik di usai muda ketika dia memutuskan untuk menjadi tentara. Pada 1971, dia mendaftarkan diri ke Angkatan Darat Sri Lanka. Ketika itu, Sri Lanka sedang dihadapkan dengan pemberontakan separatis kelompok Macan Tamil, yakni sebuah kelompok teroris. Dia bergabung dengan operasi pemberantasan militan Macan Tamil dan mendapatkan penghargaan atas hal itu. 

Karir politik Rajapaksa meroket saat pada 2005 dia ditunjuk untuk menjadi Menteri Pertahanan Sri Lanka. Dalam jabatan ini, dia memainkan peran penting, yakni mengakhiri tiga dekade pemberontakan separatis Macan Tamil lewat strategi koordinasi militer.   

Pada 2010, tanggung jawab Rajapaksa diperluas, meliputi bidang Pertahanan dan Perkembangan masyarakat Urban. Lewat jabatan ini, dia mampu mengubah wajah kota-kota di Sri Lanka dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mendorong lingkungan urban yang berkesinambungan dan atraktif. 

Sebelum maju dalam pemilu presiden Sri Lanka pada 16 November 2019, Rajapaksa menjabat sebagai Ketua Organisasi Viyathmaga, yang fokus pada pembangunan ekonomi Sri Langka yang setara dan menciptakan masyarakat demokrasi dalam negara yang lebih aman.