Ada banyak hal yang menarik dari New Zealand atau Selandia Baru kalau menurut orang Indonesia. Negara yang terletak dipojokan dunia ini bisa dibilang sebagai negara dengan jumlah peeduduk yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas daratannya yang hampir seluas Jepang.
Orang suku Maori menyebut gugusan pulau New Zealand dengan nama Aotearoa (seringkali diterjemahkan sebagai “tanah berawan putih panjang”). Kemudian pada tahun 1642 Abel Tasman berkunjung ke Selandia Baru dan menyebutnya Staten Landt, dengan anggapan bahwa wilayah ini terhubung dengan daratan besar yang bernama sama di ujung selatan Amerika Selatan. Pada tahun 1645 para kartografer Belanda mengubah namanya menjadi Nova Zeelandia, diambil dari nama salah satu provinsi Belanda, Zeeland. Penjelajah asal Britania James Cook kemudian meng-inggriskan nama tersebut menjadi “New Zealand”, atau Selandia Baru dalam bahasa Indonesia.
Selandia Baru adalah salah satu daratan utama terakhir yang dimukimi manusia. Penanggalan radiokarbon, bukti dari penggundulan hutan dan keanekaragaman DNA mitokondria di dalam populasi Māori menduga Selandia Baru pertama didiami oleh orang Polinesia Timur antara tahun 1250 sampai 1300, menyimpulkan sederetan perjalanan panjang melalui kepulauan Pasifik selatan. Selama berabad-abad kemudian para pemukim ini mengembangkan budaya yang berbeda yang dikenal sebagai Māori.
Sebagian besar budaya Selandia Baru diturunkan dari Māori, dan pemukim rantau asal daratan Britania raya. Populasi terbagi dua menjadi iwi (suku) dan hapū (sub-suku) yang akan bekerja sama, bersaing, dan kadang-kadang saling berperang. Pada beberapa periode, sekelompok Māori bermigrasi ke Kepulauan Chatham (yang mereka sebut Rēkohu), di mana mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda.
Populasi Moriori berkurang drastis antara tahun 1835 sampai 1862, terutama disebabkan oleh penyerangan, dan perbudakan oleh Māori, meskipun penyakit-penyakit yang dibawaserta orang Eropa juga ikut berperan. Pada tahun 1862 hanya 101 jiwa yang selamat, dan yang terakhir dikenal berdarah Moriori sepenuhnya meninggal pada tahun 1933.
Orang Eropa tidak mengunjungi lagi Selandia Baru sampai tahun 1769 ketika penjelajah Britania, James Cook, memetakan hampir semua pesisirnya. Setelah Cook, Selandia Baru dikunjungi oleh beberapa kapal pemburu paus, pemburu anjing laut, dan kapal dagang Eropa, dan Amerika Utara. Mereka menjual makanan, peralatan logam, persenjataan, dan barang-barang lain untuk memperoleh damar, artefak, air, Kentang dan senapan lontak yang diperkenalkan telah mengubah pertanian, dan peperangan Māori.
Kentang menyediakan surplus makanan yang andal, yang memungkinkan kampanye militer lebih panjang, dan berkelanjutan. Perang senapan antar-suku telah mencapai 600 pertempuran antara tahun 1801 sampai 1840, dan telah menewaskan 30.000–40.000 Māori.
Populasi Māori berkurang hingga menjadi 40 persen dari keadaan sebelum pertemuan dengan orang Eropa pada abad ke-19; penyakit-penyakit menular yang dibawaserta oleh orang Eropa telah menjadi faktor utama.
Selandia Baru sendiri adalah negara demokrasi parlementer dan sebuah wilayah Persemakmuran Britania (Commonwealth Realm). Selandia Baru dibagi ke dalam 11 dewan regional dan 67 otoritas teritorial untuk tujuan pemerintahan daerah. Secara nasional, kekuasaan politik eksekutif dijalankan oleh kabinet, yang dikepalai oleh perdana menteri.
Ratu Elizabeth II yang merupakan ratu Inggris adalah kepala negara dan karena sang ratu tidak mungkin untuk hadir dan menangani rutinitas di Selandia Baru, maka pemerintahan disana diwakili oleh gubernur jenderal.