Home Budaya Amerika Latin Sejarah Komunitas Orang Armenia di Indonesia

Sejarah Komunitas Orang Armenia di Indonesia

442
0

Orang Armenia mulai menetap di Indonesia pada abad ke-17 dimana VOC memberikan perlakuan yang sama seperti orang Belanda. Rata-rata mereka berasal dari Iran. Umumnya Orang Armenia bergelut pada bidang perdagangan. Tidak jarang juga, usaha bisnis mereka membuahkan hasil. Selain bisnis, Orang Armenia juga banyak yang menjadi tentara KNIL, guru, dokter, dll. Kebanyakan orang Armenia bermukim di Pulau Jawa (Batavia dan Surabaya) dan ada juga yang tinggal di Makassar, Manado, dan Bali.

Walaupun keberadaan Komunitas Armenia di Indonesia sedikit bahkan hampir tidak pernah terdengar, beberapa Orang Armenia juga memberikan kontribusi terhadap Indonesia.

fortuner.id oranje armania hotel
fortuner.id oranje armania hotel

 

Hotel Majapahit, yang dulunya namanya Hotel Yamato dan Oranye, didirikan oleh Lucas Martin Sarkies yang merupakan bagian dari Kelompok Sarkies. Kelompok Sarkies pada zaman dahulu cukup tenar di Asia Tenggara karena bisnis hotel-hotel mewah.

Klub Sepakbola pertama di Indonesia, Klub Victoria didirikan pada tahun 1895 oleh pemuda HBS berkebangsaan Armenia yang bernama, John Edgar

fortuner.id armnia sarkie brother
fortuner.id armnia sarkie brother

Balik ke pertanyaanya:

Mengapa Komunitas Armenia di Indonesia punah?

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan Komunitas Armenia punah di Indonesia

  1. Krisis Moneter 1929. Dengan ditimpanya krisis 1929 ditambah dengan persaingan yang sengit di Hindia Belanda serta kurangnya inovasi diantara pembisnis Armenia menyebabkan bisnis mereka gulung tikar.
  2. Tidak seperti komunitas Arab, Tionghoa, dan India, Komunitas Armenia kurang berbaur dengan masyarakat Indonesia dan masih menganggap Armenia sebagai tanah air mereka. Mereka hanya menggunakan bahasa Belanda dan Armenia. Gereja-gereja Armenia di Indonesia berinduk kepada gereja pusat di Echmiadzin, Armenia. Hal ini menghambat mereka dalam proses integrasi
  3. Masuknya Jepang ke Indonesia memberikan penderitaan bagi Komunitas Armenia. Sama seperti orang Belanda, orang Armenia juga ditahan di kamp tahanan. Antara 80–200 orang Armenia tewas di Kamp dan 20% orang Armenia di Indonesia tewas dengan kematian yang tidak wajar.
  4. Penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia pada akhir 1949 menyebabkan eksodus besar-besaran orang Belanda di Indonesia. Orang Armenia juga melakukan hal yang serupa pada tahun 1950an kira-kira sebesar 600 orang.

Gereja Armenia Jakarta terakhir kalinya melakukan kebaktian pada Mei 1961 dan dijual kepada pemerintah untuk melebarkan Gang Timboel. Lokasi sekarang berada di Halaman Gedung Bank Indonesia. Gereja Armenia di Surabaya juga dijual pada tahun 1976 saat Komunitas Armenia sudah lenyap. Puncaknya, Komunitas Armenia dinayatakan punah dengan dibubarkanya Perhimpunan Armenia pada tahun 1978.

Sumber

Hoekema, Alle G. (2013). Orang Kristen Armenia: Suatu Minoritas Kecil di Indonesia yang Sudah Punah. Gema Teologi, 37(1).