Rasul Tomas, Mar Thoma (ܬܐܘܡܐ ܫܠܝܚܐ) atau Didimus, memang berlayar ke India pada tahun 52 M untuk mengabarkan Injil kepada orang Yahudi diaspora di Kerala, India. Ia mendarat di pelabuhan kuno Muziris (punah pada tahun 1341 akibat banjir besar yang mengubah garis pantai) dekat Kodungalloor. Kemudian ia pergi ke Palayoor (sekarang dekat Guruvayoor) dan pada tahun 52 itu pula sampai ke bagian Selatan yang sekarang menjadi negara bagian Kerala, di mana ia mendirikan Ezharappallikal atau “Tujuh Setengah Gereja”.
Menurut tradisi, St. Thomas mati syahid Chennai. St. Ephraem dari Syria menulis dalam bagian ke-42 karyanya “Carmina Nisibina” dan tertulis bahwa Tomas dibunuh di India (sekitar tahun 72), dan jasadnya dikuburkan di Edessa, dibawa ke sana oleh seorang saudagar yang tidak disebut namanya.
Santo Tomas tidak pernah menginjakkan kaki di kepulauan Nusantara, namun, memang denominasi Kristen yang pertama kali melakukan misionarisme di Indonesia adalah Gereja yang dilanjutkan melalui tradisi umat Kristen murid Santo Tomas, yakni melalui gereja Asiria yang waktu itu datang ke dua tempat yakni, Pancur (sekarang Deli Serdang) dan Barus (sekarang Tapanuli Tengah) di Sumatra pada tahun 645 M.
Sejarah kedatangan misionaris Gereja Asiria telah tercatat oleh ulama Syaikh Abu Salih al-Armini dalam bukunya dengan judul, “Tadhakur Akhbar min al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (Daftar berita pada gereja-gereja dan monasteri-monasteri di provinsi-provinsi Mesir dan sekitarnya).
Gereja Asiria Timur (ܥܕܬܐ ܕܡܕܢܚܐ ܕܐܬܘܖ̈ܝܐ), merupakan salah satu denominasi Kekristenan yang apostolik (berasal dari Rasul), yang asal-usulnya bermula dari Takhta Keuskupan Seleukia-Ktesifon, yang didirikan oleh Mar Tomas Rasul beserta Mor Mari (St. Maris) dan Mor Addai (St. Thaddeus dan Edessa). Gereja ini merupakan salah satu Gereja Apostolik, yang secara historis termasuk dalam Gereja dari Timur (Church of the East).