Pak Sukarno lahir di Surabaya di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), di mana ayahnya bertugas. Dia awalnya bernama Kusno Sosrodihardjo. Mengikuti adat Jawa, ia berganti nama setelah selamat dari penyakit masa kecil. Pak presiden Sukarno merupakan anak dari seorang Guru sekolah dasar Jawa, seorang bangsawan bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, dan istrinya yang beragama Hindu Bali dari Brahmin varna bernama Ida Ayu Nyoman Rai dari Buleleng.

Beliau juga memiliki pemikiran dan kata-kata mutiara yang menginspirasi kita. Berikut kumpulan hasil pemikiran beliau yang pernah dipublikasikan:

  1. Soal jajahan, adalah soal rugi atau untung, soal ini bukanlah soal kesopanan atau kewajiban, soal ini ialah soal mencari hidup soal Business!
  2. Jikalau kita semua insyaf
    bahwa dalam percerai-beraian itu
    letaknya benih perbudakan kita;
    Jikalau kita semua insyaf
    bahwa permusuhan itulah yang menjadi
    asal kita punya “via dolorosa”. Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat
  3. Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya!
  4. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Sumber: Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961
  5. Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.
  6. Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.
  7. Aku akan memuji apa yang baik, tak pandang sesuatu itu datangnya dari seorang komunis, islam, atau seorang Hopi Indian.
  8. Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya.
  9. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  10. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Terjemahan dari puisi Jepang Subaru
  11. Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk, maka runtuhlah negara.
  12. Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya.
  13. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
  14. Aku lebih suka lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram.
  15. Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya.
  16. Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung elang terbang sendirian. Pidato Pembelaan Bung Karno di Muka Hakim Kolonial
  17. Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!
  18. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
  19. Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
  20. Dalam permusyawaratan Tuan-tuan
    saya minta, jangan kiranya Tuan-tuan
    terpengaruh oleh ketakutan itu. Sumber: Presiden Soekarno pada Pembukaan Konperensi Asia-Afrika 18 April 1955
  21. Pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran. Perjuangan kepartaian yang dapat memecah persatuan bangsa Indonesia.
  22. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
  23. Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, kita hadapi dengan konfrontasi militer.
  24. Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.
  25. Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda begini baiknya digunduli saja kepalanya.
  26. Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, berjuang karena rakyat, dan aku penyambung lidah rakyat.
  27. Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. kita hendak mendirikan suatu Negara ‘semua buat semua’. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi ‘semua buat semua’.
  28. Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.
  29. Tidak peduli rakyat bisa membaca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bododh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.
  30. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.
  31. Bangunlah suatu dunia dimana semua bangsanya hidup dalam damai dan persaudaraan.
  32. Sekalipun di bawah pengawasan polisi rahasia dengan senjata ditangannya, aku tahu apa yang harus aku lakukan.

  33. Berilah aku semilyun orang tua, maka aku akan sanggup memindahkan gunung Merapi dari tempatnya; dan berilah aku sepuluh pemuda yang bersemangat besar, niscaya aku akan sanggup menggemparkan dunia.
  34. Rakyat padang pasir bisa hidup, masa kita tidak bisa hidup!
  35. Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali menjadi: Een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip.
  36. Saatnya telah tiba untuk meyakinkan dunia bahwa aku bukan boneka Jepang.
  37. Jikalau aku misalanya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua hidup ini pun akan aku persembahkan kepada tanah air dan bangsa. Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat 2
  38. Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.
  39. Kasihan burung itu, biarkan dia mencari makan di alam bebas. Kamu orang belum pernah mengalami bagaimana susahnya orang ditahan, dipenjarakan tanpa ada kesalahan. Maka jangan ada pengawal saya memenjarakan burung dalam sangkar, sekalipun sangkarnya dari emas.
  40. Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe.
  41. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.
  42. Dalam pidatoku, “Sekali Merdeka tetap Merdeka”! Kucetus semboyan: “Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN”.
  43. Adakan Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet Rusia merdeka telah mempunyai Dnepropetrovsk (Senjata peluncur missil), dan yang maha besar di sungai Dnepr (Kota di Ukraina)? Apa ia telah mempunyai stasiun radio yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta api yang cukup meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat.
  44. Dalam hubungan Internasional pun kemerdekaan merupakan suatu jembatan, suatu jembatan untuk perjuangan bangsa-bangsa bagi persamaan derajat untuk pembentukan bangsa-bangsa dan negara-negara sehinggga sanggup berdiri di atas kaki beograd (sendiri), Poliyis, ekonomis.
  45. Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya.
  46. Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.
  47. Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis? Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu, dan Yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan Yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.
  48. Engkau telah sering mendengar mengenai diriku, bahwa aku ini sejak umur 16 tahun telah mencemplungkan diri dalam gerakan untuk tanah air, bangsa, dan cita-cita.
  49. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.
  50. Bangsa Indonesia (Saya) berjanji pada diri Beograd (sendiri) untuk bekerja mencapai suatu Dunia yang lebih baik, suatu Dunia yang bebas dari sengketa dan ketegangan, suatu Dunia di mana anak-anak dapat tumbuh dengan bangga dan bebas, suatu Dunia di mana keadilan dan kesejahteraan berlaku untuk semua orang. Adakah suatu bangsa menolak janji semacam itu?
  51. Janganlah kita lupakan demi tujuan kita, bahwa para pemimpin berasal dari rakyat, dan bukan berada atas rakyat.
  52. Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang, pangan di tanah air yang kaya ini, maka sebenarnya kita sendiri yang tolol, kita sendiri yang maha tolol.
  53. Akan tetapi, betapa pun, pandangan dunia luar, maka terhadap persoalan apakah aku akan menjadi komunis atau tidak, jawabnya ialah: Tidak.
  54. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuat.
  55. Bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka dan menjadi buruh antara bangsa-bangsa. Tuan-tuan hakim itu bukan nyaman. Tidaklah karenanya wajib tiap-tiap nasional mencegah keadaan itu dengan seberat-beratnya?
  56. Dari sudut positif kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaaan yang sehat.
  57. Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu. Tuhan tidak merobah nasib sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.
  58. Jikalau orang Indonesia berjumpa dengan orang Indonesia, warga negara Republik Indonesia berjumpa dengan warga negara Republik Indonesia, pendek kata jikalau orang Indonesia bertemu dengan orang Indonesia, selalu memekikkan pekik merdeka! jangankan di surga, di dalam neraka pun! Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat 2
  59. Jikalau aku melihat wajah anak-anak
    di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
    “Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”
    Aku bukan lagi melihat mata manusia
    Aku melihat Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  60. Kamu orang ini betul-betul tidak mempunyai rasa kasihan kepada sesama hidup. Apa salahnya kijang itu kamu tembak? Bagaimana kalau kijang yang kamu tembak itu masih mempunyai anak kecil yang memerlukan pertolongan induknya? apakah kamu orang di sini kekurangan makan?
  61. Kita orang jawa mempunyai satu kepercayaan
    bahwa orang yang dilahirkan di saat matahari terbit
    nasibnya telah ditakdirkan terlebih dahulu
    Jangan lupakan itu
    Jangan sekali-kali kau lupakan, nak bahwa
    engkau ini putra dari Sang Fajar. Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  62. Masih ada pertanda lain ketika aku dilahirkan
    Gunung Kelud, yang tidak jauh letaknya dari tempat kami, meletus
    Orang yang percaya kepada tahyul meramalkan,
    “Ini adalah penyambutan terhadap bayi Sukarno” Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  63. Bersamaan dengan kelahiranku
    menyingsinglah fajar dari suatu hari yang baru
    dan menyingsing pulalah fajar dari satu abad yang baru
    Karena aku dilahirkan di tahun 1901. Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  64. Sebab ketakutan adalah zat asam
    yang mencapkan perbuatan manusia
    menjadi pola yang aneh-aneh. Sumber: Presiden Soekarno pada Pembukaan Konperensi Asia-Afrika 18 April 1955
  65. Di manakah kekuatan duniawi yang bisa memadamkan tenaga sesuatu bangsa.
  66. Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras, ia punya keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satu geopolitik yang nyata satu persatuan.
  67. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
  68. Tidak ada dua bangsa yang cara perjuangannya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjuang sendiri, mempunyai karakteristik beograd. Oleh karena pada hakekatnya bangsa sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri.
  69. Untuk membangun negara yang demokratis, maka satu ekonomi yang merdeka harus dibangun.
  70. Dan agar yang tidak murni terbakar mati!
  71. Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan keadilan sosial adalah satu masyarakat yang adil dan makmur dengan menggunakan alat-alat industri, alat-alat teknologi yang sangat moderen. Asal tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme.
  72. Untuk menjadi padang usaha industrialisme, seluruh daerah Indonesia harus Ekonomis satu dan supaya ekonomisnya menjadi satu, maka seluruh daerah Indonesia itu Politis harus menjadi satu pula.
  73. Berpedomanlah pada harapan
    dan ketetapan hati
    berpedomanlah pada cita-cita
    berpedomanlah pada impian dan angan-angan. Sumber: Presiden Soekarno pada Pembukaan Konperensi Asia-Afrika 18 April 1955
  74. Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan pernah diperdebatkan secara estetis.
  75. Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari dua sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita.
  76. Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?
  77. Indonesia merdeka hanyalah suatu jembatan walaupun jembatan emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis.
  78. Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.
  79. Bagaimana hakekatnya budaya atau cultuur yang didatangkan imperialisme modern itu? Stockvis menyebutnya rakyat katulistiwa yang korat-karit dan diperlakukan tidak semena-mena.
  80. Politik bebas bukanlah suatu politik mencari kedudukan netral jika pecah peperangan, politik bebas bukanlah suatu politik netralitas tanpa mempunyai warnanya Beogard ( sendiri ), berpolitik bebas bukanlah berarti menjadi berarti menjadi suatu negara penyangga antara kedua blok raksasa.
  81. Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan semata-mata copy atas tiruan dari Nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.
  82. Tuhan tidak merobah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.
  83. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing. Saudara-saudara semua sia sedia mati mempertahankan tanah airkita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia untuk merdeka.
  84. Kemerdekaan adalah jembatan emas, jembatan inilah yang leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal, dan abadi.
  85. Toh, diberi hak atau tidak di beri hak, tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti akhirnya bangkit menggerakan tenaganya, kalau ia sudah terlalu merasakan celakanya diri teraniaya oleh satu daya angkara murka. Jangan lagi manusia, jangan lagi bangsa, walau cacing pun tentu bergerak berkelegut kalau merasakan sakit.
  86. Jikalau ingin menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai imagination! Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat 2
  87. Selama rakyat belum mencapai kekuasaan politik atas negri sendiri, maka sebagian atau syarat-syarat hidupnya baik ekonomi maupun sosial maupun politik diperuntukan bagi yang bukan kepentingannya bahkan bertentangan dengan kepentingannya.
  88. Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama!
  89. Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya, menjadi Kepala Negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan otomatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarki itu. Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat 2
  90. Wadah yang bernama Negara Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat ini supaya utuh tidak retak.
  91. Bangsa atau rakyat adalah satu jiwa. Jangan kita kira seperti kursi-kursi yang dijajarkan. Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satu jiwa, maka kita pada waktu itu memikirkan dasar statis atau dasar dinamis bagi bagsa, tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri.
  92. Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya.
  93. Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi ‘Perkakasnya Tuhan’, dan membuat kita menjadi ‘hidup di dalam roh’.
  94. Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-Saudara. Berjiwa besarlah, ber-imagination. Gali! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.
  95. Saudara-saudara dan rombongan-rombongan: Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan, Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara-saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!
  96. Tuan-tuan hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya datangnya Ratu Adil. Dan sering kali kita mendengar di desa ini atau di desa situ telah muncul seorang Imam Mahdi atau Heru Cakra. Tak lain tak bukan karena rakyat menunggu dan mengharap pertolongan.
  97. Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep Aku mendengar Lautan Hindia bergelora
    membanting di pantai Ngliyep itu Aku mendengar lagu, sajak Indonesia. Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat 2
  98. Jikalau aku melihat gunung-gunung
    Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu
    Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet
    dan gunung-gunung yang lain
    Aku melihat Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  99. Jikalau aku melihat sawah-sawah yang menguning-menghijau
    Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang menguning menghijau
    Aku melihat Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  100. Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak itu adalah hal yang lumrah.
  101. Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar dengan tekad merdeka, merdeka atau mati!
  102. Kita dari republik Indonesia dengan tegas menolak chauvinisme itu. Maka itu di samping sila kebangsaan dengan lekas-lekas kita taruhkan sila perikemanusiaan.
  103. Memang Zaman imperialisme modern mendatangkan kesopanan, mendatangkan jalan-jalan tapi apakah itu setimbang dengan bencana yang disebabkan oleh usaha-usaha partikulir itu?
  104. Seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah sosialisme Indonesia dalam praktek.
  105. Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya meliputi patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar ke arah kekuatan bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat.
  106. Suatu revolusi melemparkan hukum yang ada dan maju terus tanpa menghiraukan hukum itu. Jadi sukar untuk merencanakan suatu revolusi dengan ahli hukum. Kita memerlukan getaran perasaan kemanusiaan.
  107. Hentikan perdagangan barteran ini dengan Singapura dan bergabunglah dalam kesatuan-kesatuan ekonomi yang kuat untuk memajukan daerah saudara-saudara dan untuk membuat Belawan-Deli menjadi pelabuhan yang terbesar di Asia Tenggara.
  108. Perbaikan nasib ini hanya bisa datang seratus persen, bilamana masyarakat sudah tidak ada kapitalisme dan imperialisme.
  109. Negara kita ini untuk kita semua, untuk seluruh rakyat dan untuk seluruh keturunan bangsa kita.
  110. Ini adalah kesewenang-wenangan dengan mempergunakan undang-undang sebagai sendjata.
  111. Internationalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme.
  112. Kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hdup, yakni politik economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial! Rakyat Indonesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud dengan Ratu Adil? Yang dimaksud dengan faham Ratu Adil ialah social rechtvaardigheid. Rakyat ingin sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurang pakaian, menciptakan dunia baru yang di dalmnya ada keadilan, di bawah pimpinan Ratu-Adil.
  113. Nasionalisme Eropa ialah satu nasionalisme yang bersifat serang menyerang. Satu nasionalisme yang mengejar keperluan sendiri, satu nasionalisme perdagangan yang untung atau rugi nasionalisme semacam itu pastilah salah, pastilah binasa.
  114. Tanpa ekonomi yang merdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak mungkin kita tetap hidup.
  115. Tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.
  116. Aku menjatuhkan hukuman mati namun aku tak pernah mengangkat tangan
    untuk memukul mati seekor nyamuk sebaliknya aku berbisik kepada binatang itu
    “hayo, nyamuk, pergilah jangan kau gigit aku”
  117. Jika tiap-tiap orang Indonesia yang tujuh puluh milyun ini lebih dahulu merdeka di dalam hatinya, sebelum kitra mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka. Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita ! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet – Rusia merdeka, Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet – Rusia satu per satu.
  118. Ini Negara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan ialah partai.
  119. Sungguh Tuhan hanya memberi hidup satu kepadaku, tidak ada manusia mempunyai hidup dua atau tiga.
  120. Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad ‘Merdeka, merdeka atau mati!
  121. Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.
  122. Merdeka hanyalah sebuah jembatan, walaupun jembatan emas. Di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!
  123. Maka karena itu jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat dan mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechvaardig heid ini, yaitu bukan saja persamaan politik, harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama.
  124. Dua sifat yang berlawanan
    Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet
    Aku bisa keras dan laksana baja
    dan aku bisa lembut berirama
  125. Massa adalah penentu sejarah.
  126. Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua. Bukan krietsne buat Indoneisa, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua.
  127. Kemerdekaan untuk merdeka, kemerdekaan berarti mengakhiri untuk selama-lamanya penghisapan-penghisapan bangsa oleh bangsa, penghisapan-penghisapan yang tak langsung maupun penghisapan yang langsung.
  128. Jikalau aku mendengarkan
    Lagu-lagu yang merdu dari Batak
    bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
    Aku mendengarkan Indonesia. Sumber: Di Bawah Bendera Revolusi I : Sinar Itu Dekat 2
  129. Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku
    bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
    Aku mendengar Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  130. Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran
    bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
    Aku mendengar Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  131. Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
    menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
    bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
    Aku mendengarkan Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  132. Jikalau aku menghirup udara ini
    Aku tidak lagi menghirup udara
    Aku menghirup Indonesia. Sumber: Bung Karno dan Pemuda : Aku Melihat Indonesia
  133. Kita bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan.
  134. Maka aku sekarang berkata kepada para teksnisi, kepada seluruh rakyat Indonesia, mari kita kerjakan kita punya tugas, tanpa meghitung-hitung apa yang nanti terjadi dengan kita.
  135. Oleh karena itu, maka Marhaen tidak harus mengikhtiarkan Indonesia merdeka, tidak saja harus mengikhtiarkan kemerdekaan nasional, tetapi juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaan nasional itu harus Marhaen yang memegang kekuasaan.
  136. Tetapi kecuali dari pada itu maka peristiwa menjadi merdekanya sesuatu bangsa yang tadinya dijajah oleh imperialisme bangsa lain, merdeka, betul-betul merdeka, dan bukan merdeka boneka.
  137. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya.
  138. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri.
  139. Abad ini adalah suatu zaman di mana bangsa-bangsa baru
    dan merdeka di benua Asia dan Afrika mulai berkembang
    Berkembangnya negara-negara sosialis
    yang meliputi seribu juta manusia
    Abad ini pun dinamakan abad atom
    dan abad ruang angkasa
  140. Aku seorang yang suka memaafkan,
    akan tetapi aku pun seorang yang keras kepala
  141. boleh jadi ini secara kebetulan bersamaan
    boleh jadi juga pertanda lain.
    Akan tetapi kedua belahan dari watakku itu
    menjadikanku seorang yang merangkul semuanya.
  142. Dengan setiap rambut di tubuhku
    aku hanya memikirkan tanah airku
  143. Indonesia merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan!
  144. Indonesia merdeka, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan!
  145. Jikalau kita membaca seorang pemimpin Irlandia lain, Erskin Childers berkata, kemerdekaan bukanlah soal tawar-menawar, kemerdekaan sebagai maut, dia ada atau tidak ada. Kalau orang menguranginya maka itu bukan kemerdekaan lagi.
  146. Kita ingin mendirikan suatu negara, semua buat semua, bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara, semua buat semua.
  147. Pembawaanku adalah paduan dari pada
    pikiran sehat dan getaran perasaan.
  148. Sebab rasa takutlah yang
    mendorong orang berbuat tolol
    berbuat tanpa berpikir
    berbuat hal yang membahayakan
  149. Sejak adanya Opendeur Politik, juga modal Inggris, juga modal Amerika, juga modal Jepang, juga modal lain-lain, sehingga imperialisme di Indonesia kini jadi Internasional.
  150. Sosialisme berarti adanya pabrik yang kolektif, Andanya industrialism yang kolektif. Andanya distribusi yang kolektif. Andanya pendidikan yang kolektif.
  151. Ya, kita hidup dalam dunia yang penuh ketakutan kehidupan manusia sekarang digerogoti dan dijadikan pahit-getir oleh rasa ketakutan, Ketakutan akan hari depan, ketakutan akan bom hidrogen, ketakutan akan ideologi-ideologi
  152. Bahwa kami bukan lagi
    penduduk kelas kambing yang berjalan
    menyuruk-nyuruk dengan memakai sarung dan ikat kepala
    merangkak-rangkak seperti yang dikehendaki
    oleh majikan-majikan kolonial di masa silam
  153. Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam
    Tanggal enam bulan enam. Adalah menjadi nasibku yang
    paling baik untuk dilahirkan dengan bintang Gemini,
    lambang kekembaran. Dan memang itulah sesungguhnya
  154. Ibu katakan kepadamu, kelak engkau akan menjadi
    orang yang mulia, engkau akan menjadi
    pemimpin dari rakyat kita.
    Karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi
    di saat fajar mulai menyingsing
  155. Jikalau kita insyaf bahwa roh rakyat kita masih penuh
    kekuatan untuk menjunjung diri menuju Sinar yang satu
    yang berada di tengah-tengah kegelapan gulita
    yang mengelilingi kita ini pastilah persatuan itu terjadi
    dan pastilah Sinar itu tercapai juga Sebab Sinar itu dekat
  156. Jikalau kita insyaf bahwa kekuatan hidup itu letaknya tidak dalam menerima tetapi dalam memberi
  157. Manakala suatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan.
  158. Mungkin rasa takut itu
    pada hakekatnya merupakan bahaya yang
    lebih besar daripada bahaya itu sendiri
  159. Aku ingin menyampaikan kepada dunia bahwa kami bukan “Bangsa yang Pandir”
    seperti orang Belanda berulang-ulang mengatakan kepada kami
  160. Bahwa kami bukan lagi “Inlander goblok hanya baik untuk diludahi” seperti Belanda mengatakan kepada kami berkali-kali
  161. Ibu telah memberikan pangestu kepadaku ketika aku baru berumur beberapa tahun
  162. Karena aku terdiri dari dua belahan, aku dapat memperlihatkan segala rupa
    aku dapat mengerti segala pihak, aku memimpin semua orang
  163. Keadaan kami terlalu ketiadaan, Satu-satunya orang yang menghadapi itu
    ialah seorang kawan dari keluarga kami, seorang kakek yang sudah terlalu amat tua
    Dialah, dan tak ada orang lain selain orang tua itu, yang menyambutku menginjak dunia ini. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  164. Menurut keyakinan kami, hilangnya pemerintah asing dari Indonesia, belum tentu juga dibarengi oleh hilangnya imperialisme asing sama sekali.
  165. Perang kemerdekaan Amerika adalah sukses pertama perang melawan kolonials di dalam sejarah dunia.
  166. Tidak menjadi soal bagiku apakah orang mencapku kolaborator
    Aku tidak perlu membuktikan kepadanya atau kepada dunia, apa yang aku kerjakan. Sumber: Puisi-puisi Revolusi Bung Karno : Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku
  167. Ada sebabnya aku mengadakan perlawatan ini, aku ingin agar Indonesia dikenal orang
    Aku ingin memperlihatkan kepada dunia, bagaimana rupa orang Indonesia. Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  168. Aku menjebloskan musuh-musuh negara ke belakang jerajak besi
    namun demikian aku tidak sampai hati, membiarkan burung terkurung di dalam sangkar. Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  169. Bagi Bangsa Indonesia abad ke sembilan belas merupakan zaman yang gelap
    sedangkan zaman sekarang baginya adalah zaman yang terang-benderang dalam menaiknya pasang revolusi kemanusiaan. Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  170. Dan mereka yang dilahirkan dalam Abad Revolusi kemanusiaan ini
    terpikat oleh suatu kewajiban untuk menjalankan tugas-tugas kepahlawanan. Sumber: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat : Putra Sang Fajar
  171. Dan tidak ada gunanya bagiku
    melepaskan beban dari dalam hatiku
    kepada setiap pemuda yang datang kemari
    aku telah mengorbankan untuk tanah ini. Sumber: Puisi-puisi Revolusi Bung Karno : Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku
  172. Halaman-halaman dari revolusi Indonesia
    akan ditulis dengan darah Sukarno
    Sejarahlah yang akan membersihkan namaku. Sumber: Puisi-puisi Revolusi Bung Karno : Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku
  173. Imperialisme yang pada hakikatnya internasional hanya dapat dikalahkan dan ditundukan dengan penggabungan tenaga anti imperialisme yang internasional juga.
  174. “Biar saja Amerika kasih Hercules itu buat bapak. Kalau AS kirim mata-mata lagi, nanti bapak suruh tembak lagi. Nanti sebagai tebusan bapak akan minta Marylin Monroe dan Ava Gardner.”
  175. “Bapak kan sudah bilang, biar buahnya tua dan matang dulu. Nanti kamu orang juga dibagi. Kalau kamu tidak sabar, pindahkan saja sawo ini ke dekat asramamu itu.”
  176. “Lha mbok kalau saya sedang marah, yang disuruh menghadap saya seorang wanita cantik dengan membawa map surat-surat yang harus saya tanda tangani, kan saya tidak jadi marah. lagi-lagi Prihatin yang datang,” ungkap Bung Karno saat marah
  177. “Lho, ini kan cuma dibuat dari kayu biasa, dan yang buat juga manusia biasa yang doyan makan nasi pula.” Tongkat tersebut sendiri memang dibikin oleh manusia, tepatnya hadiah dari Presiden Filipina. Bung Karno selalu membawa tongkat ini karena bagus dan punya makna filosofi.

Sukarno fasih dalam beberapa bahasa. Selain bahasa Jawa di masa kecilnya, ia adalah seorang master bahasa Sunda, Bali dan Indonesia, dan khususnya kuat di Belanda. Dia juga cukup nyaman dalam bahasa Jerman, Inggris, Prancis, Arab, dan Jepang, yang semuanya diajarkan di HBS-nya. Dia dikenal memiliki bakat ingatan fotografis dan pikiran dewasa sebelum waktunya.

Dalam studinya, Sukarno “sangat modern”, baik dalam arsitektur maupun dalam politik. Ia membenci feodalisme tradisional Jawa, yang ia anggap “terbelakang” dan yang patut disalahkan atas kejatuhan negara di bawah pendudukan dan eksploitasi Belanda, dan imperialisme yang dipraktikkan oleh negara-negara Barat, yang ia sebut sebagai “eksploitasi manusia oleh manusia lain” ( eksploitasi de l’homme par l’homme). Dia menyalahkan ini karena kemiskinan yang dalam dan rendahnya tingkat pendidikan orang Indonesia di bawah Belanda. Bagi Sukarno, orang yang menjunjung tinggi modernitas itu orang yang tidak melihat ras, rapi dan anggun dalam berpenampilan, dan anti-imperialis.

Mungkin itu saja yang bisa kami kumpulkan. Semoga menginspirasi dan menjadi motivasi yang bermanfaat!