Apa yang kamu bayangkan ketika melihat mobil Rolls Royce? ya mobil supermewah asal inggris ini sekarang sudah dibeli dan dimiliki oleh produsen mobil mewah asal Jerman yaitu BMW. Bagi kalangan masyarakat super kaya, baik Rolls-royce dan BMW merupakan simbol dari kejayaan dan kesukesan yang menjadi identitas di seluruh penjuru dunia. Perusahaan mobil mewah ini dan beragam industri pendukungnya sebenarnya dimiliki oleh Keluarga Quandt yang berasal dari Jerman. Berbeda dengan konglomerat dari negara pemerintahan korup,
Keluarga Quandt bisa meraih kesuksesannya karena setiap keturunannya membuka usaha dan bisnis yang bisa diwariskan turun-temurun. Pemimpin keluarga Quandt yang sangat berpengaruh dalam kegiatan politik dan ekonomi sebenarnya adalah Harald Quandt yang lahir di Charlottenburg, putra industrialis Günther Quandt dan Magdalena Behrend Rietschel yang menikah pada tahun 1921. Meskipun pasangan itu bercerai pada tahun 1929, mereka tetap bersahabat dan anak mereka Harald Quandt pun memutuskan untuk tinggal bersama ibu kandungnya Magda. Magdalena Behrend Rietschel kemudian menikahi Joseph Goebbels yang merupakan sahabat karib dari Adolf Hitler dan sekaligus menjadi bapak tiri bagi Harald Quandt.
Dikemudian hari, Goebbels menjabat sebagai menteri propaganda dan komunikasi perang dari partai NAZI pada masa itu dan anak tirinya Harald Quandt pun bertugas di angkatan udara Nazi. Bagi para peneliti dan jurnalis saat ini, keluarga Quandt akhirnya dikaitkan memiliki kedekatan tidak langsung dengan Nazi Jerman pada masa itu.
Selama Perang Dunia I, Pak Gunther yang berkuasa berhasil meyakinkan pemerintah Jerman masa itu dan memproduksi perlengkapan perang bagi tentara Jerman dengan seragam, membangun kekayaan yang lebih besar. Pak Günther Quandt juga dikenal mengakuisisi produsen batere merek Akumulator AG (AFA), produsen baterai di Hagen; tambang kalium; dan perakit logam seperti IWKA pada tahun 1928). Dikemudian hari, BMW sendiri hampir bangkrut ditahun 1950an, namun berhasil memproduksi mobil yang digemari publik Eropa waktu itu sehingga bisa keluar dari masalah keuangan.
Anaknya, Herbert Quandt menderita penyakit retina yang meninggalkan bekas luka, dan dia hampir buta sejak usia sembilan tahun sehingga harus dididik di rumah. Setelah pelatihan ekstensif di rumah, Herbert Quandt menjadi anggota dewan eksekutif AFA, kemudian VARTA AG, pada tahun 1940. Herbert adalah direktur Pertrix GmbH, anak perusahaan AFA yang bermarkas di Berlin. Herbert Quandt tidak diadili setelah perang, meskipun ayahnya di tahan hingga tahun 1948 ketika ia diselidiki.
Berdasarkan penyelidikan independent yang dirilis ditahun 2007 di Jerman, pada masalalu keluarga Quandt dikenal sangat kejam dan bekerja dengan NAZI Jerman. Pabrik baterai AFA pada waktu itu menggunakan tawanan perang untuk bekerja paksa di pabrik baterai tanpa alat keselamatan. Banyak diantara orang yahudi yang ditahan Jerman pada waktu itu meninggal dunia akibat keracunan dan kondisi bekerja yang mengenaskan. Pada tahun 2007, keluarga Quandt baru meminta maaf pada publik Jerman akan tragedi kemanusiaan tersebut.
Ayahnya meninggal pada tahun 1954, meninggalkan warisan perusahaan yang dikelola bersama-sama antara Herbert dan Harald Quandt. Kekayaan ini menjadikan Harald salah satu orang terkaya di Jerman Barat. Pada saat itu, grup Quandt terdiri dari lebih dari 200 perusahaan dari Altana AG. Kepemilikan keluarga ini juga termasuk saham besar dalam industri otomotif Jerman dengan hampir 10% di Daimler-Benz dan 30% di BMW. Meskipun Herbert dan Harald mengelola perusahaan secara bersama-sama, Herbert fokus pada pabrik baterai AFA / VARTA dan investasi otomotif, sementara Harald bertanggung jawab atas IWKA dan perusahaan rekayasa industri dan alat industri berat.
Saat ini keluarga Quandt diketahui menguasai kekayaan lebih dari 50 Triliun Rupiah. Keluarga ini membentuk dan mendapatkan kekayaannya dengan beragam jenis usaha yang sudah diwariskan selama lebih dari 5 generasi. Jika 1 generasi itu sama dengan 20 tahun maka keluarga Quandt sudah berbisnis selama lebih dari 100 tahun. Bisa dibayangkan kalau nilai Manchester united klub sepakbola mahal liga inggris yang senilai “hanya” 10 Triliun rupiah bisa dibeli oleh konglomerat bermarga Quandt.
Di Indonesia, keluarga ini juga memiliki bisnis seperti pabrik perakitan mobil BMW grup dan pabrik baterai Varta yang pabriknya ada di kota Batam Indonesia. Akan tetapi jumlah kekayaan keluarga Quandt tidak ada apa-anya dengan konglomerat asal indonesia seperti Salim Group dan keluarga Hartono dari Djarum yang bisa meraih kekayaaan selama kurang dari 50 tahun dan dengan aset yang diketahui jauh lebih banyak dari 50 Triliun Rupiah. Mengapa keluarga konglomerat Indonesia bisa jauh lebih hebat begitu?. Pertanyaan ini mungkin bisa kamu jawab sendiri dengan belajar bahasa Jerman di www.fortuner.id.
Sumber: Youtube