Presiden Sudan yang dijatuhkan lewat kudeta militer April lalu, Omar al-Bashir menyimpan uang tunai jutaan dollar Amerika di satu kamar di Istana Presiden. Uang yang disimpan dalam bentuk mata uang Sudan dan mata uang asing.

Hanya al-Bashir yang tahu kunci untuk mengakses uang itu untuk kemudian memerintahkan orang tertentu untuk membagikannya ke orang-orang tertentu.

“Al-Bashir satu-satunya yang memiliki kunci kamar di mana uang itu ditemukan. Tugas saya hanya mengirimkan uang tunai itu atas peritnah al-Bashir,” kata Mayor Jenderal Yassir Bashir, mantan kepala kantor Presiden saat bersaksi di pengadilan hari Sabtu, 7 September 2019.

Al-Bashir didakwa melakukan korupsi dan kepemilikan uang asing secara ilegal. Dia dijebloskan ke penjara Khartoum tempat di mana musuh politiknya dia jebloskan ke penjara ini saat al-Bashir berkuasa selama tiga dekade.

Seperti dilaporkan CNN, saksi pernah menyerahkan uang tunai senilai US$ 11,8 juta atau setara dengan Rp 165,7 miliar kepada sejumlah pihak termasuk kepada Wakil Ketua Pasukan Reaksi Cepat dan Rektor Universitas Internasional Afrika di Khartoum.

Saksi Bashir mengatakan, dia juga pernah memberikan 5 juta euro kepada wakil kepala Pasukan Reaksi Cepat, Abdul Rahim Dagalo, yang saudara laki-lakinya memimpin kelompok paramiliter dan secara luas dipercaya sebagai seorang jenderal yang paling berpengaruh di Sudan.

Saat penyerahan uang ke Dagalo, pemimpin Pasukan Reaksi Cepat Mohammed Hamdan Dagalo yang juga dikenal sebagai Hemedti, turut hadir.

Tidak ada bukti tertulis atas pemberian uang sebesar itu.

Selain itu, saksi juga memberikan uang senilai 4,5 euro ke pengelola kampus yang tak lain adalah partai politik yang berkuasa di Sudan, Partai Kongres.

Dia pernah diperintahkan untuk memberikan dana kepada personil militer dan warga sipil sebesar 200 ribu euro untuk “tindakan.”

Saksi kedua, seorang akuntan di kampus yang dikelola partai berkuasa membenarkan penerimaan dana sebesar 4,5 juta euro. Dia mengaku diberitahu bahwa dana itu disediakan sebagai dukungan dari presiden Omar al-Bashir yang berkuasa selama 3 dekade

source:cnn,tempo