Pemerintah prefektur Shizuoka mengeluarkan peringatan darurat virus pada Selasa, sehari setelah tiga kasus infeksi varian virus korona baru dikonfirmasi di prefektur Jepang tengah. Gubernur Shizuoka Heita Kawakatsu mengumumkan peringatan itu pada konferensi pers, mengatakan meski pemerintah prefektur masih kekurangan informasi tentang penyebaran varian baru, “Tindakan pencegahan infeksi yang lebih menyeluruh dan lebih memperkuat tindakan untuk penyediaan perawatan medis perlu dilakukan.”
Kasus-kasus tersebut adalah konfirmasi pertama di Jepang mengenai orang yang terinfeksi dengan varian baru, yang jalur penularannya tidak dapat dilacak, menurut kementerian kesehatan. Menteri Kesehatan Jepang mengatakan pada hari yang sama bahwa pemerintah akan mencari tahu apakah varian virus korona, yang awalnya terdeteksi di Inggris, menyebar di negara itu dengan mengumpulkan sampel dari orang yang terinfeksi di prefektur tersebut. “Kami perlu memeriksa dengan tegas situasinya,” Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Norihisa Tamura mengatakan pada konferensi pers, sambil menambahkan tidak ada bukti saat ini bahwa varian itu menyebar di Jepang.
Pada hari Senin, tiga orang berusia 20 hingga 60 tahun dipastikan terinfeksi varian di prefektur tersebut. Tak satu pun dari mereka pernah bepergian ke Inggris atau memiliki kontak sebelumnya dengan orang-orang yang baru-baru ini berkunjung ke negara itu. Setelah varian terdeteksi di Inggris, Institut Penyakit Menular Nasional Jepang mulai melakukan analisis genom dari sampel dari orang yang terinfeksi virus corona baru untuk menilai potensi penyebaran varian. Infeksi di Prefektur Shizuoka dikonfirmasi melalui metode ini.
Source : Kyodonews