Maraknya kasus chikan di Jepang nampaknya dimanfaatkan  oleh sebagian kelompok untuk memeras para pelaku tindak kejahatan seksual tersebut. Menurut laporan TBS News yang dirilis pada tanggal 11 Juli kemarin, Polisi Metropolitan Tokyo terus melakukan tindakan penangkapan terhadap komplotan pemeras yang anggotanya terkenal kerap menarget pria dengan membuat klaim palsu sehubungan dengan pengambilan foto-foto terlarang dan/atau chikan.

Menurut pihak Kantor Polisi Harajuku, dua tersangka baru yang berhasil ditangkap diantaranya adalah Yu Shimosato, seoarang pekerja interior rumah berusia 29 tahun, dan Takeru Oshiro, karyawan salah satu jasa pengiriman berusia 23 tahun, yang semuanya dituduh telah melakukan tindakan pemerasan.

Pada bulan April lalu, para tersangka melihat pria paruh baya berusia 44 tahun tengah mengambil foto tosatsu, atau foto terlarang seorang wanita di peron di Stasiun JR Maihama, Prefektur Chiba. Mereka kemudian memainkan berbagai peran dan menghubunginya di Stasiun JR Shin-Kiba, yang terletak di Koto Ward, Tokyo, serta menuntut pembayaran sebesar 1 juta yen.
Dalam menjalankan aksi tindak pidana penipuan tersebut, seorang tersangka mengatakan jika sang wanita yang difoto oleh pelaku chikan itu adalah pacarnya. Korban lalu diperintahkan untuk membayar uang sebesar 1 juta yen agar tindakannya tidak dilaporkan ke pihak kepolisian.

bersama 3 pelaku lain yang telah tertangkap sebelumnya, total ada 5 tersangka yang kini telah ditahan oleh pihak kepolisian setempat, namun mereka menyangkal tuduhan itu, satu diantaranya bahkan mengatakan “tidak ingat dengan jelas” masalah itu, seperti yang dilansir dari berbagai sumber. Polisi meyakini bahwa Shimosato, Oshiro dan tiga tersangka lainnya telah meraup keuntungan sebesar 30 juta yen selama aksinya melakukan penipuan sebanyak lebih dari 20 kali.

Source : tokyoreporter.com