Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan jumlah penolakan permohonan visa terendah. Komisi Eropa telah mengungkapkan statistik untuk penerbitan visa Schengen pada tahun 2017. Sekitar 16,1 juta aplikasi diajukan tahun lalu, menandai peningkatan 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ada 199.353 aplikasi untuk visa Schengen tipe A dan C di Indonesia, dengan 2,760 ditolak, seperti yang dilaporkan oleh Ivan Ronaldo dari BebasVisa ke Antara, Kamis. Namun, apabila sidik jari Anda dalam kurun waktu 5 tahun terakhir untuk pengajuan visa Schengen di kedutaan Jerman atau perwakilan negara Schengen lain sudah pernah direkam, maka Anda tidak perlu menghadap sendiri pada pengajuan visa berikutnya.
BebasVisa adalah situs web dengan informasi tentang paspor dan peraturan visa untuk warga negara Indonesia. Menurut Ivan, tingkat penolakan visa Schengen untuk Indonesia pada 2017 adalah 1,4 persen. Ini merupakan peningkatan dibandingkan tahun 2016, dengan penolakan 1,1 persen, atau 1,893 dari 172.045 aplikasi.
“Dengan peningkatan ini, kami berharap itu tidak mempengaruhi negosiasi Kementerian Luar Negeri tentang pengabaian visa untuk kunjungan singkat ke negara-negara anggota Schengen di Eropa untuk warga negara Indonesia,” kata Ivan.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa visa yang dihitung dalam statistik adalah “visa seragam”, yang merupakan tipe A dan C. Visa tipe Schengen adalah untuk kebutuhan transit, sedangkan tipe C digunakan untuk kunjungan singkat, seperti perjalanan dan kunjungan keluarga. .
Ivan menambahkan bahwa di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan jumlah penolakan permohonan visa terendah. Rusia menyumbang jumlah aplikasi visa Schengen terbesar (3,88 juta), sedangkan China adalah yang terbesar kedua.
Selain visa Schengen, Komisi Eropa juga mengungkapkan statistik untuk aplikasi visa Bulgaria, Kroasia dan Rumania di Indonesia. Tingkat penolakan untuk Bulgaria adalah 0 persen, 1,2 persen untuk Kroasia dan 5,8 persen untuk Rumania.
Sumber:
Antara