Seorang perempuan yang mengetahui dirinya memiliki tiga ginjal, bersedia untuk menyumbang salah satu ginjalnya.

Perempuan yang tinggal di Xinyu, Provinsi Jiangxi, Cina, perlu pergi ke toilet lebih sering daripada orang lain, dan merasa sangat sakit di pinggangnya di pagi hari.

“Saya hanya bisa tidur selama lima atau enam jam setiap hari,” kata perempuan itu dalam video yang diunggah oleh Pear Video, dikutip dari Global Times, 12 November 2019.

Dokter dari rumah sakit di Cina timur menjelaskan bahwa hanya satu dari 1.500 orang menderita ginjal dupleks, yang terjadi selama pertumbuhan embrio.

Penyakit ini dapat diobati melalui pengobatan dan transfusi jika tidak menimbulkan komplikasi.

Menurut situs web Great Ormond Street Hospital for Children, memiliki ginjal dupleks secara harfiah berarti bahwa seseorang memiliki ginjal ganda di satu sisi.

Bagian ganda biasanya terbatas pada bagian ginjal tempat urin mengumpul (sistem pengumpul atau pelvis ginjal), sebelum urin melewati kandung kemih dengan cara biasa melalui tabung yang disebut ureter.

Tetapi dalam beberapa kasus ada juga duplikasi ureter juga. Ini bisa berupa duplikasi parsial (jadi ureternya berbentuk ‘Y’) atau mungkin ada ureter ekstra yang benar-benar terpisah.

Ginjal dupleks terbatas (di mana hanya sistem pengumpul ganda) biasanya merupakan temuan insidental dan jarang menyebabkan masalah. Namun, duplikasi yang lebih luas sering menyebabkan masalah dan biasanyalebih rentan terhadap infeksi urin.

Bagian duplikat dari ginjal yang dikeringkan oleh ureter seringkali tidak berkembang secara normal (dikenal sebagai displastik) dan dengan demikian memiliki fungsi yang buruk.

Menurut Pera Video, perempuan itu telah pulih setelah perawatan.

Namun, ketika banyak ginjal menyebabkan komplikasi, dokter biasanya menyarankan untuk menjalani operasi.

Beberapa netizen mengatakan kerabat mereka juga memiliki gejala ini, yang tidak mempengaruhi kehidupan mereka.

“Kakek saya menemukan dia memiliki tiga ginjal ketika dia berusia 70 tahun,” tulis seorang pengguna Weibo.

source: globsl times