Home Budaya JEPANG Penyebab Orang Jepang Tidak Mau Punya Anak

Penyebab Orang Jepang Tidak Mau Punya Anak

471
0

Jepang adalah salah satu negara yang sangat maju di benua asia bahkan dunia,  tapi sayang sekali di jaman sekarang pertumbuhan ekonomi negara Jepang sangat pesat berbalik dengan pertumbuhan jumlah usia muda Jepang dimana mengalami penurunan yang sangat drastis, faktor pertumbuhan ekonomi tersebut menyebabkan minat pasangan suami-istri usia produktif untuk memiliki anak pun berkurang, sehingga menyebabkan negara Jepang mengalami dampak akan krisis pertumbuhan penduduk untuk menopang kemajuan negara sampai menurut prediksi dunia bahwa tahun 2056 negara Jepang mengalami krisis kependudukan usia produktif. Jadi kenapa Orang Jepang malas atau tidak mau punya anak? padahal secara ekonomi dan teknologi Jepang adalah negara yang Kaya dan berkualitas.

1. Tidak ingin merasakan sakit saat melahirkan dan sesudah melahirkan

Masalah ini sudah sangat umum dirasakan oleh para wanita saat mereka ingin melahirkan. Ketika proses kelahiran, maka sebagian besar perempuan akan mengalami sakit yang sangat luar biasa, dan sebagian juga ada yang merasa biasa-biasa saja saat melahirkan. Di Jepang, ketika perempuan sudah ingin melahirkan, mereka lebih memilih untuk pulang kampung karena ada keluarga yang dapat membantu proses kelahirannya.

2. Biaya persalinan/Melahirkan mahal

Hal ini merupakan suatu masalah utama yang dilihat dari sudut pandang ekonomi. Karena Jepang memiliki angka harapan hidup yang tinggi, maka otomatis harga barang-barang di sana jauh lebih mahal, begitu pula dengan biaya persalinan di Jepang yang cukup mahal bagi sebagian besar orang. Karena mahalnya biaya persalinan ini, maka beberapa ibu-ibu memilih untuk menunda kehamilan mereka hingga mereka mempunyai biaya untuk persalinan. Saat ini pemerintah Jepang juga telah memberikan bantuan untuk keringanan biaya persalinan di rumah sakit.

3. Hari Kerja yang banyak yang menyebabkan hari libur untuk mengurus anak sedikit

Pasca melahirkan, terkadang menjadi tugas suami yang menggantikan posisi ibu untuk mengurus dan merawat anak hingga keadaan ibu pulih kembali. Namun di Jepang, perusahaan kerja hanya membolehkan cuti 1 sampai 5 hari saja untuk para suami, jadi hal ini membuat suami sibuk bekerja, dan istri merawat anak sendirian, jadi istrinya memilih untuk pulang kampung atau memilih tidak punya anak sama sekali.

4. Tidak ada budaya berbagi pekerjaan rumah dengan suami

Di Jepang, pembagian kerja untuk mengurus rumah berbeda dibandingkan negara lain, yaitu paling tinggi 10% suami dan 90% istri. Walaupun hal ini tidak terjadi pada pasangan muda, namun masih banyak pria Jepang yang membiarkan istrinya melakukan kegiatan rumah hingga mengurus anak. Oleh karena ketidakadilan ini, maka kebanyakan istri di Jepang memilih pulang kampung atau tidak ingin hamil sama sekali.

5. Pandangan Orang Jepang dalam Merawat & Mengurus Anak

Megurus anak memang merupakan suatu beban dan tanggung jawab berat bagi orang tua, tak terkecuali di Jepang. Karena biaya hidup di Jepang yang cukup mahal, maka orang tua harus bekerja keras untuk membesarkan anak-anak mereka. Dalam hal membesarkan anak, orang Jepang juga memiliki berbagai macam pandangan mengenai norma dan tata cara membesarkan anak. Misalnya mulai dari keperluan sekolah anak, menyiapkan bekal untuk anak, biasanya ibu membuatkan bekal yang lucu untuk anaknya, dan terkadang dalam prosesnya, bisa terjadi pandangan diantara suami dan istri. Dan juga, bagi sebagian besar orang Jepang, mengurus anak itu adalah hal yang sangat merepotkan, karena sibuknya pekerjaan mereka maka hanya sedikit waktu yang tersisa untuk mengurus anak. Hal ini lah yang membuat orang Jepang banyak menunda kelahiran, atau bahkan memilih untuk tidak punya anak sama sekali.

Jika tingkat kelahiran di Jepang terus menurun, maka bagaimana dengan populasi Jepang di masa yang akan datang? Apakah populasi Jepang akan menurun juga jumlahnya? Kalau dibandingkan dengan Indonesia, maka tingkat angka kelahiran di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara Jepang. Namun, tingginya angka kelahiran di negara Indonesia juga membawa masalah serius, yaitu ancaman kepadatan, dan bahkan banyak anak yang ditelantarkan oleh orang tua yang enggan mengurus anaknya.