Facebook telah menghapus fitur terjemahan pada unggahan dan komentar berbahasa Burma atau Myanmar. Facebook bermaksud menghentikan penyebaran ujaran kebencian terhadap penduduk etnis suku minoritas Rohingya di Myanmar.
Juru bicara Facebook mengatakan terjemahan bahasa Burma telah ditiadakan sejak 28 Agustus 2018. Artikel pemberitaan dan masukan dari para pengguna telah mendorong Facebook untuk mengambil langkah ini.
“Kami sedang berupaya meningkatkan kualitas terjemahan hingga kami meniadakan fitur ini di Myanmar,” tulis juru bicara Facebook, seperti dikutip Reuters pada Jumat, 7 September 2018.
Investigasi Reuters menemukan lebih dari seribu unggahan di Facebook tentang ujaran kebencian yang dilakukan oleh mereka yang anti-Rohingya. Di antara unggahan itu menyebut Rohingya dan anjing, menyarankan mereka diberi makan kepada babi, dan mendesak agar mereka ditembak atau dimusnahkan.
Sebelumnya pada 15 Agustus 2018, Reuters mempublikasikan hasil investigasi bahwa Facebook telah gagal memberantas unggahan dalam bahasa Burma mengenai suku Rohingya di Myanmar. Pada akhir Agustus 2018, tim penyidik PBB mengatakan Facebook telah menjadi instrumen yang digunakan oleh mereka untuk menyebarkan ujaran kebencian terhadap kelompok minoritas Rohingya.
Sekitar 700 ribu penduduk suku Rohingya melarikan diri dari Myanmar dalam satu tahun terakhir di tengah-tengah kekerasan etnis dan penyerangan militer.
Reuters dalam laporannya memperlihatkan fitur terjemahan bahasa Burma di Facebook sudah tidak bisa diakses.
Facebook dalam keterangan menyebut secara khusus telah membuat aturan pelarangan penyerangan ujaran kebencian kepada kelompok etnis Rohingya di Myanmar dengan pidato kekerasan atau tidak manusiawi serta membandingkannya dengan hewan.
REUTERS | AQIB SOFWANDI