Mantan pemain NBA Prancis, Guerschon Yabusele, ditegur dan didenda membayar US$ 1,400 atau setara Rp 19,6 juta oleh pejabat olah raga Cina lantaran tidak menatap bendera Cina saat  upacara pembukaan pertandingan basket.

Yabusele yang kini bermain untuk Asosiasi Bola Basket Cina seharusnya menatap ke arah bendera saat lagu March of the Volunteers diperdengarkan. Namun tayangan televisi menyorot Yabusele, bermain untuk klub Nanjing Tongxi Monkey King menundukkan kepala. Hal ini dianggap tindakan tidak hormat bagi Cina.

Yabusele menolak memberikan tanggapan atas peristiwa itu.

Sementara, para netizen di media sosial terbelah menanggapi sikap Yabusele dan hukuman dari aparat Cina.

“Dia gembira mengambil uang dari Cina, tapi dia tidak menghormatinya,” kata seorang netizen yang menulis di platform Weibo, seperti dikutip dari Asia One, 9 Desember 2019.

“Pemain ini harus diusir secepatnya dan klubnya harus didiskualifikasi dari pertandingan,” kata netizen lainnya.

Sejumlah netizen membela Yabusele.

“Tidak masuk akal. Pertama, dia bukan orang Cina. Lebih dari itu, dia berdiri dan tidak membuat sikap menghina,” seorang netizen menuliskan.

“Dia menundukkan kepala. Jadi kenapa? Di era apa CB hidup? Ini tertinggal 50 tahun.”

Yabusele bukan atlet asing pertama yang melanggar peraturan patriotik di Cina. Tahun lalu, pemain tengah kesebalasan Shandong Luneng dilarang bermain satu pertandingan karena menyeka wajahnya saat lagu nasional diperdengarkan sebelum pertandingan.

Pemerintah Cina telah membuat langkah maju untuk mempromosikan patriotisme dengan mengesahkan undang-undang yang menghukum siapa saja yang tidak menghormati lagu kebangsaan.

source: asia one