Home Budaya INDONESIA Pak Laos Bukti Nyata OrangTidak Kuliah Dapat Gelar Profesor Pisang

Pak Laos Bukti Nyata OrangTidak Kuliah Dapat Gelar Profesor Pisang

369
0

pada umumnya gelar profesor  adalah gelar yang identik dengan orang-orang akademis. Tapi  pernah nggak sih dengar gelar yang satu ini, profesor pisang?. Mungkin sempat tidak terpikir bahwa gelar ini ada, tapi seorang pria bernama Lasiyo asal Dusun Ponggok, Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta adalah pemilik dari gelar ini, Lasiyo profesor pisang.

 

Gelar profesor pisang ini Lasiyo dapatkan tidak secara akademis,  Gelar ini Lasiyo dapatkan karena pencapainya terhadap dunia pertanian khususnya tanaman pisang. Semua berawal ketika gempa 5,6 skala Richter melanda Yogyakarta pada tahun 2006 silam yang juga menghancurkan rumahnya.

Dalam kondisi tersebut banyak warga yang terpuruk. Dan untuk mengatasi hal tersebut Lasiyo berinisiatif untuk berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk membuat program yang dapat membantu warga. Niat baik dari Lasiyo tersebut mendapat sambutan yang baik dari pihak kelurahan. Dengan mengeluarkan Perdes (peraturan desa) yang bertujuan untuk membantu warga.

Salah satu daru peraturan tersebut adalah siapapun warga yang menanam pohon pisang raja satu hamparan tanah, dengan jumlah 50 batang. Maka akan dibelikan Rp 5.000,00 perbatang, dan Lasiyo juga adalah orang pertama yang melakukan penanaman pohon pisang tersebut. Lasiyo ketika itu menanam 100 batang pohon pisang raja.

Sebelum usulan Lasiyo tersebut disetujui, tidak sedikit yang menganggap usulan Lasiyo tersebut sulit untuk dilakukan. Namun Lasiyo tetap berusaha meyakinkan pihak dari kelurahan, hingga kemudian mendapat persejuan dari pihak kelurahan. Seiring berjalanya waktu pohon-pohn pisang tersebut mulai mebuahkan hasil dan pundi-pundi ekonomi bagia lasiyo dan warga sekitar. Tetapi Lasiyo tidak berhenti disitu saja, setelah berhasil menanam pisang Lasiyo mulai mendatangkan varietas-varietas pisang lainya, khususnya pisang lokal khas Indonesia

Selain melakukan pembudidayaan berbagai varietas pisang Lasiyo juga mengembangkan peptisida dengan melakukan eksperimen secara otodidak. Hasilnya Lasiyo mampu menciptakan peptisida yang mampu merangsang pertumbuhan bibit pisang menjadi lebih cepat. Yang normalnya memakan waktu empat bulan, dengan peptisida buatanya hanya memerlukan waktu sekitar dua bulan.

Pencapian dari Lasiyo ini juga pernah mengantarkanya sampai Internasional dengan menghadiri pertemuan Salo del Gusto Tella Madre pada tahun 2016 silam di Turin, Italia. Acara ini sendiri adalah pertemuan internasional yang dihadiri oleh para penggerak bidang pangan dan ilmu gastronomi yang ramah lingkungan. Selain itu lasiyo juga mendapatkan berbagai penghargaan dari pemerintah Yogyakarta juga pemerintah pusat atas capaianya tersebut.