Memiliki kemampuan dalam mengatur keuangan adalah hal baik bagi anak. Tetapi kemampuan ini dapat dilakukan dengan baik karena membiasakan anak hidup hemat sejak kecil. Mengajarkan anak untuk tahu cara menggunakan uang itu penting.
Pearl menyebut, salah satu caranya adalah dengan mengubah aktivitas sehari-hari anak menjadi pengalaman belajar. Seperti pergi ke bank, belanja ke toko, atau sekadar menemani Bunda ke mesin ATM.
Nah, untuk kamu tahu lebih lanjut, berikut ini tips mengajarkan anak untuk berinvestasi sesuai usia:
- Usia 2 dan 3 tahun
Anak di usia ini biasanya belum sepenuhnya memahami nilai uang. Namun mereka bisa mulai mempelajari nama-nama uang. Salah satunya dengan melakukan permainan identifikasi uang dengan cara menunjukkan berbagai bentuk uang dan koin pada anak terus memperkenalkan nama-namanya sambil berdiskusi.
Setelah itu lakukanlah permainan menukarkan uang mainan dengan barang dengan tujuan anak akan memahami dasar-dasar perdagangan. Gunakan kotak sereal, buah, spons, atau benda lainnya sebagai barang di toko, dan gunakan uang mainan sebagai alat pembayarannya.
- Usia 4 dan 5 tahun
Sebelum menuju ke supermarket, minta anak kamu untuk membantu membuat daftar belanjaan dalam bentuk gambar. Saat kamu berada di toko, berikan dia daftar gambar tersebut dan minta dia mencari produknya. Ini akan membuat anak merasa dibutuhkan dalam membantu kamu. Dan ini juga akan jadi cara menyenangkan untuk berbicara tentang menghemat uang,
Selain itu, kebanyakan anak prasekolah suka bermain restoran imajiner di rumah daripada pergi keluar untuk makan malam. Permainan ini akan membantu anak mengasah keterampilannya, seperti mengatur meja, belajar sopan santun, dan memahami konsep pembayaran.
“Banyak anak berusia 4 tahun harus diingatkan setelah pura-pura makan lalu harus membayar tagihan. Begitu mereka memahami konsepnya, mereka menjadi sangat bersemangat membayar dengan uang mainan,” kata Singer.
- Usia 6 hingga 8 tahun
Di usia ini anak biasanya sudah memiliki uang sendiri, dan mereka membutuhkan tempat untuk menaruhnya. Di usia ini ajaklah anak ke bank sebagai cara untuk membuat anak termotivasi gemar menabung. Bantu anak membuka rekening tabungan, dan dorong dia untuk melakukan setoran rutin. Seiring pertumbuhan saldo, Kamu dapat mendiskusikan konsep bunga dan cara bank memberikan bunga pada orang-orang karena menyimpan uang mereka.
- Usia 13 hingga 15 tahun
Tidak terlalu dini untuk seorang remaja belajar memperoleh penghasilan. Caranya bisa melakukan permainan investasi sederhana seperti melatih anak dengan berjualan makanan atau berjualan mainan.
Jadikan ini sebagai kebiasaannya di masa remaja dan minta pertanggungjawaban dari setiap hasil usahanya. Kemudian, ajarkanlah anak untuk menghemat uang hasil usahanya dan pergunakan untuk hal yang penting. Tidak lupa juga berikan motivasi bahwa belajar itu penting bagi orang yang ingin sukses.
- Usia 16 tahun ke atas
Di usia ini anak mungkin sudah cukup matang soal pemahaman mengenai keuangan. Bunda mulai bisa memberikannya uang perbulan, dan membiarkan mereka menganggarkan atau mengatur uang saku mereka sendiri setiap harinya. Selain itu, di usia ini peran ibu penting mengajarkan anak untuk mulai melakukan terobosan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas diri anak.
“Memiliki anak yang berkualitas tentu saja akan membuat mereka termotivasi untuk semakin rajin dan baik.
Pearl menyebut, salah satu caranya adalah dengan mengubah aktivitas sehari-hari anak menjadi pengalaman belajar. Seperti pergi ke bank, belanja ke toko, atau sekadar menemani Bunda ke mesin ATM.
Nah, untuk kamu tahu lebih lanjut, berikut ini tips mengajarkan anak untuk berinvestasi sesuai usia:
- Usia 2 dan 3 tahun
Anak di usia ini biasanya belum sepenuhnya memahami nilai uang. Namun mereka bisa mulai mempelajari nama-nama uang. Salah satunya dengan melakukan permainan identifikasi uang dengan cara menunjukkan berbagai bentuk uang dan koin pada anak terus memperkenalkan nama-namanya sambil berdiskusi.
Setelah itu lakukanlah permainan menukarkan uang mainan dengan barang dengan tujuan anak akan memahami dasar-dasar perdagangan. Gunakan kotak sereal, buah, spons, atau benda lainnya sebagai barang di toko, dan gunakan uang mainan sebagai alat pembayarannya.
- Usia 4 dan 5 tahun
Sebelum menuju ke supermarket, minta anak kamu untuk membantu membuat daftar belanjaan dalam bentuk gambar. Saat kamu berada di toko, berikan dia daftar gambar tersebut dan minta dia mencari produknya. Ini akan membuat anak merasa dibutuhkan dalam membantu kamu. Dan ini juga akan jadi cara menyenangkan untuk berbicara tentang menghemat uang,
Selain itu, kebanyakan anak prasekolah suka bermain restoran imajiner di rumah daripada pergi keluar untuk makan malam. Permainan ini akan membantu anak mengasah keterampilannya, seperti mengatur meja, belajar sopan santun, dan memahami konsep pembayaran.
“Banyak anak berusia 4 tahun harus diingatkan setelah pura-pura makan lalu harus membayar tagihan. Begitu mereka memahami konsepnya, mereka menjadi sangat bersemangat membayar dengan uang mainan,” kata Singer.
- Usia 6 hingga 8 tahun
Di usia ini anak biasanya sudah memiliki uang sendiri, dan mereka membutuhkan tempat untuk menaruhnya. Di usia ini ajaklah anak ke bank sebagai cara untuk membuat anak termotivasi gemar menabung. Bantu anak membuka rekening tabungan, dan dorong dia untuk melakukan setoran rutin. Seiring pertumbuhan saldo, Kamu dapat mendiskusikan konsep bunga dan cara bank memberikan bunga pada orang-orang karena menyimpan uang mereka.
- Usia 13 hingga 15 tahun
Tidak terlalu dini untuk seorang remaja belajar memperoleh penghasilan. Caranya bisa melakukan permainan investasi sederhana seperti melatih anak dengan berjualan makanan atau berjualan mainan.
Jadikan ini sebagai kebiasaannya di masa remaja dan minta pertanggungjawaban dari setiap hasil usahanya. Kemudian, ajarkanlah anak untuk menghemat uang hasil usahanya dan pergunakan untuk hal yang penting. Tidak lupa juga berikan motivasi bahwa belajar itu penting bagi orang yang ingin sukses.
- Usia 16 tahun ke atas
Di usia ini anak mungkin sudah cukup matang soal pemahaman mengenai keuangan. Bunda mulai bisa memberikannya uang perbulan, dan membiarkan mereka menganggarkan atau mengatur uang saku mereka sendiri setiap harinya. Selain itu, di usia ini peran ibu penting mengajarkan anak untuk mulai melakukan terobosan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas diri anak.
“Memiliki anak yang berkualitas tentu saja akan membuat mereka termotivasi untuk semakin rajin dan baik.