Dia teman saya dulu, sebut saja namanya S, dan saat itu saya tidak mengerti bahwa escort itu ya sejenis PSK. Awalnya saya kira itu semacam sekretaris.

Yang saya tahu, S selalu berganti pekerjaan paling lama setiap tiga bulan. Setiap saya tanya kenapa, dia akan mengatakan karena bosnya menyukainya. Dia memang cantik dan badannya bagus, jadi saya tidak merasa aneh.

Saya tahu dia dan pacarnya melakukan seks, itu juga belum merasa aneh. Maksudnya, saya bukan orang yang akan menjudge orang lain karena itu kan.

Akhirnya, saya tahu bahwa dia juga berhubungan seks dengan para bos (dan teman bos) bahkan ikut ke berbagai perjalanan bisnis sebagai escort yang sebenarnya dia hanya bekerja saat malam, bukan untik membantu bos berbisnis. Disitu saya merasa ini tidak oke, saya merasa dia pelakor karena para bos itu punya istri. Jadi sebagai teman, saya ngomong sama dia sebelum dia semakin jauh.

S akhirnya menceritakan alasan kenapa dia melakukan hal semacam itu kepada saya. Jadi S, menikah ketika lulus SMA dengan seorang tentara. S orang Jawa, sedangkan calon suaminya Batak. Setelah melewati prosedur adat yang berbelit, mereka menikah walau sebenarnya orang tua suami tidak suka anaknya menikah dengan ras yang berbeda.

Kehidupan mereka baik-baik saja, mereka berkecukupan dan memiliki satu orang anak. Suatu hari, S sedang menonton televisi bersama anaknya ketika tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia berjalan ke kamar, dan anehnya kamar terkunci. Ketika dia berhasil membuka kuncinya, suaminya sudah tergantung di langit-langit.

Ternyata suaminya berjudi lalu berhutang, dan inilah penyelesaian yang dia ambil.

Keluarga suaminya menyalahkan S atas apa yang terjadi. Istri macam apa yang bahkan tidak tahu masalah suaminya. Padahal kalau meminta bantuan, pastinya akan diberi.

S tahu dari surat yang ditinggalkan suaminya, dia sudah meminta bantuan dari kakaknya tetapi tidak ditolong.

Lalu keluarga suaminya meminta hak asuh atas anak laki-lakinya diberikan kepada mereka. Anak itu satu-satunya anak laki-laki penerus marga, harus dibesarkan dengan baik. S hanyalah tamatan SMA swasta random yang tidak pernah berkerja sebelumnya, ayahnya baru meninggal dan ibunya sakit. Hal itu membuat S tidak suitable sebagai orang yang membesarkan cucu mereka.

Tetapi S tidak mau, dia ingin membesarkan anaknya sendiri. Akhirnya dibuatlah kesepakatan, S boleh membesarkan anak itu jika bisa menaati standar tertentu. Misalnya sekolahnya harus swasta bagus.

Jadi, escort adalah jalan yang dipilih S untuk kelangsungan hak asuh anaknya.

Saya tidak mengerti secara hukum apakah tindakan keluarga suaminya diperbolehkan, mendebat hak asuh ketika ibunya masih ada. Tetapi, katanya itu yang terjadi.

Saya tidak bisa memberikan jalan keluar atas masalah S, tetapi tidak bisa tidak berpikir bahwa apa yang dia lakukan itu salah. Pada akhirnya, kami menjauh dengan sendirinya. Saya tidak tahu lagi apa kabarnya karena dia menghapus semua akun sosmednya tak lama kemudian dan nama yang saya tahu itu hanya nama panggilannya saja.