Kamu suka Netflix and chill? Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, kemitraan yang dijalin antara Kemendikbud dengan Netflix pada tahun 2020 ini fokus kepada pengembangan sumber daya manusia (SDM) perfilman Indonesia. Salah satu fokus pengembangan SDM tersebut ada pada proses produksi film, dari tahap kreasi, produksi, hingga pascaproduksi.
Model bisnis awal Netfilix adalah penjualan DVD dan rental melalui pengiriman. Satu tahun setelah berdiri, Netfilix fokus kepada penyewaan DVD dari pada penjualan DVD, sehingga bisnis usaha penjualan DVD ditinggalkan. Pada tahun 2007, Netflix memperluas bisnisnya dengan mengenalkan media streaming namun tetap mempertahankan layanan penyewaan DVD dan Blu-ray. Perusahaan ini memperluas usahanya secara internasional, dengan layanan streaming tersedia di Canada pada tahun 2010 dan terus berkembang layanan tersebut sejak saat itu. Sejak Januari 2016, layanan Netflix telah beroperasi lebih dari 190 negara, layanan ini tersedia secara bebas di Internet kecuali daratan China, Suriah, Republik Krimea, dan Indonesia (beberapa penyedia layanan internet memblokirnya karena masalah sensor).
Hilmar menjelaskan, secara struktur organisasi, Kemendikbud memiliki Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru, yang membuat perencanaan jangka panjang lima tahun untuk memperkuat SDM perfilman dan lembaganya di semua lini. Ia berharap, ke depan akan semakin terlihat peningkatan kualitas SDM perfilman Indonesia.
“Licensing (perizinan) menjadi isu yang sangat penting. Bikin film sudah bagus-bagus, kalau enggak tahu cara jualnya bagaimana? Dan cara jual (film) sekarang sudah banyak, baik melalui pemutaran bisokop, pemutaran film keliling, dan seterusnya. Jadi semua akan kita isi kebutuhan SDM perfilman,” ujar Hilmar usai peluncuran program Kemitraan Kemendikbud dengan Netflix, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Netflix memasuki industri produksi-konten pada tahun 2012, dengan debut series pertama mereka Lilyhammer. Netflix telah memperluas produksi film dan serial televisi sejak saat itu secara besar-besaran, dengan menawarkan konten “Netflix Original” melalui perpustakaan digital milik mereka baik dilayanan televisi maupun film. Netflix telah merilis lebih dari 126 “Original Series” atau film ditahun 2016, lebih dari keseluruhan jaringan kabel atau layanan channel.
Melalui skema kemitraan, Netflix berkomitmen mendukung pertumbuhan perfilman Indonesia dengan berinvestasi sebesar USD 1 juta melalui beberapa inisiatif, seperti mengundang insan film Indonesia untuk mengikuti program “Script to Screen” di Hollywood. Dalam program tersebut para peserta akan berinteraksi dengan tim kreatif Netflix serta anggota komunitas kreatif global lainnya.
Hilmar mengatakan akan ada sekitar empat atau lima cerita untuk film Indonesia yang akan diproduksi setelah melalui pelatihan bersama Netflix. “Hasil kerja sama kita formatnya belum final. Tapi kita bayangkan ada 4-5 cerita yang akan diproduksi. Apakah dalam satu serial atau individual film, kita belum putuskan. Kemudian nanti akan dilisensikan di Netflix. Jadi akan menjadi Netflix original. Keuntungannya apa buat kita? Ya tentu ini bentuk pengakuan dari hasil produk teman-teman film maker Indonesia bisa hadir di Netflix,” tuturnya.
Ia menegaskan, bentuk kemitraan Kemendikbud dengan Netflix tidak masuk dalam wilayah bisnis. Jadi kita di sini kan memproduksi konten yang akan diputar di Netflix. Apakah nanti Netflix bisa ditonton atau enggak di Indonesia karena peraturan, itu urusan bisnis. Kita enggak menyeberang masuk ke dalam ranah kewenangan kementerian/lembaga lain,” kata Hilmar.
Sejak Juli 2018, Netflix memiliki lebih dari 130 juta total pelanggangan secara internasional, termasuk 57.38 juta di Amerika Serikat sendiri. Upaya mereka adalah untuk memproduksi konten baru, mengamankan hak untuk konten tambahan, dan perbedaan melalui 190 negara telah mengorbitkan banyak sumber daya manusia perfiliman untuk berkreasi dan mengedarkan filmnya keseluruh dunia.
Menurutnya, setelah melalui penjajakan dengan Netflix sejak tahun 2019, Kemendikbud menemukan adanya kecocokan misi dalam mengembangkan SDM perfilman di Indonesia. “Selama ini tidak banyak produser apalagi distributor network seperti Netflix ini yang mau berinvestasi di cerita. Mereka biasanya mau tahunya barang jadi. Jadi kita senang ketika ada kemitraan ini, berarti unsurnya pendidikan, tentang peningkatan SDM. Jadi buat kita ini jadi momen yang pas,” ujarnya.
Kantor pusat Netflix beralamat di 121 Albright Way, Los Gatos, California, Amerika Serikat. Mereka juga memiliki kantor di Belanda, Brasil, India, Jepang dan Korea Selatan. Netflix yang selama ini dibatasi dan dilarang serta dihadang akhirnya didukung oleh pemerintah!
Sumber: kemdikbud Netflix