Home Budaya INDONESIA MONGISIDI Guru Bahasa Jepang Pertama Indonesia Yang di Catat Sejarah Pahlawan Nasional

MONGISIDI Guru Bahasa Jepang Pertama Indonesia Yang di Catat Sejarah Pahlawan Nasional

409
0

Kamu Belajar Bahasa Jepang? Tahukah Kamu Guru bahasa Jepang pertama kali di Indonesia? Guru bahasa Jepang ini bahkan sudah mengajar sebelum Indonesia Merdeka bahkan wafat di usia muda berumur 24 tahun. ia di tangkap dan ditembak mati karena penghianatan temanya sendiri bangsa Indonesia

SIAPAKAH DIA?

Dia adalah Robert Wolter Monginsidi, seorang anak muda yang rela mati lebih dini demi mempertahankan kemerdekaan tanah airnya, Indonesia.

Bote, begitu panggilan akrabnya, memang dibesarkan di lingkungan keluarga yang religius. Kitab suci selalu menjadi pegangan hidup anak ke-4 dari 11 bersaudara pasangan Petrus Monginsidi dan Lina Suawa ini. Tepat di hari kasih sayang 14 Februari 1925, Bote dilahirkan di pesisir Desa Malalayang, Manado, Sulawesi Utara.

Malalayang adalah desa kecil yang diapit oleh lautan dan rimba belantara. Di sinilah Bote ditempa hingga nantinya menjadi seorang anak muda pejuang bernyali tinggi dan tak kenal menyerah. Dari pelosok Celebes, inilah kisah Robert Wolter Monginsidi yang ditembak mati Belanda di Makassar pada usia 24 tahun.

Usai menamatkan pendidikan dasarnya, Bote langsung merantau. Pergilah ia ke Manado untuk melanjutkan studi ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Frater Don Bosco di Manado. MULO adalah sekolah menengah pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dan di Manado, sekolah yang dinaungi Yayasan Katolik Don Bosco itu terbilang bagus.

Bote lulus dari MULO ketika kekuasaan Belanda di Indonesia baru saja berakhir, digantikan oleh pendudukan militer Jepang sejak tahun 1942. Ia kemudian masuk ke dua sekolah sekaligus, yakni sekolah pertanian bentukan Jepang dan Sekolah Keguruan Bahasa Jepang, keduanya di Tomohon.

Mengantongi kemampuan berbahasa Jepang, ia pulang ke Malalayang dan menjadi guru di sana. Bote yang pada saat itu berusia 18 tahun juga mengajar di beberapa daerah lainnya seperti Minahasa, Liwutung, hingga Luwuk Banggai. Tapi, 2 tahun berselang, tak lama setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Bote hijrah ke Makassar.

Di pusat peradaban Sulawesi Selatan itu, Bote atau yang kini sudah cukup dikenal dengan nama aslinya, Monginsidi, terhenyak karena kemerdekaan yang baru dinikmati sesaat tiba-tiba terancam. Belanda datang lagi dengan wujud anyar: Netherlands Indies Civil Administration alias NICA dengan tujuan berkuasa kembali di Indonesia.

TERIMAKASIH WAHAI PAHLAWAN BANGSA

SOURCE: TIRTO