Mitsutoki Shigeta yang mendambakan memiliki banyak anak sengaja menyewa rahim wanita Thailand. Namun perjuangan Mitsutoki untuk membesarkan semua anaknya terganjal sebuah peraturan di Thailand. Ia merupakan anak dari milioner Yasumitsu Shigeta, orang kepercayaan Masayoshi Son dan menjadi orang No. 3 di Softbank.
Mitsutoki Shigeta adalah anak dari pemilik perusahaan dagan telephone dan smartphone telekomunikasi dan asuransi Jepang Hikari Tsushin. Sebagai pemegang saham utama perusahaan tersebut, dia menghasilkan jutaan dolar setahun. Namun di Jepang, dia umumnya tetap jauh dari publisitas.
Aksinya menyewa rahim wanita Thailand untuk memiliki anak menyebabkan skandal ‘Baby Factory’ menyeruak ke publik pada tahun 2014. Dilansir dari The Star, Pengadilan Bangkok pada hari Selasa (20/2/2018) memberikan hak ‘orang tua tunggal’ pada Mitsutoki Shigeta untuk merawat 13 anaknya.
Skandal tersebut muncul setelah polisi Thailand mengatakan hasil tes DNA menunjukkan Mitsutoki sebagai ayah dari sembilan bayi yang ditemukan di sebuah apartemen. Tak hanya itu, Mitsutoki juga merupakan ayah dari empat bayi lainnya yang lahir dari ibu pengganti. Perusahaan yang dimiliki keluarga Mitsutoki berada di Bursa Saham Tokyo dan mengendalikan lebih dari 180 perusahaan yang ada.
Surat kabar Jepang melaporkan pada tahun 2014 bahwa Shigeta mengatakan bahwa dia ingin memiliki 100 sampai 1.000 anak-anak. Dia menambahkan bahwa jika dia berhasil, harganya akan mencapai jutaan dolar. Dia ingin membeli peralatan untuk membekukan sperma “berkualitas tinggi” di rumah, jadi bahwa dia bisa terus menghasilkan anak bahkan di usia tuanya, laporan mengklaim.
Kasus keruh tersebut membuat sorotan pada industri persewaan rahim di Thailand yang tidak diatur. Dalam aturan yang diterbitkan pada tahun 2015, terdapat larangan bagi orang asing membayar ibu pengganti berkewarganegaraan Thailand. Mitsutoki Shigeta, yang tidak menghadiri persidangan secara langsung, dianggap ‘orang tua tunggal’ bagi anak-anaknya.
Mitsutoki Shigeta yang merupakan putra seorang konglomerat Jepang, meninggalkan negara Thailand setelah skandal tersebut. Namun ia kemudian menggugat Kementerian Sosial dan Keamanan Manusia Thailand karena menahan anak-anaknya.
“Untuk kebahagiaan 13 anak dari ayah kandung mereka, yang tidak memiliki riwayat perilaku buruk, pengadilan menetapkan bahwa semua anak yang lahir dari ibu pengganti menjadi anak sah penggugat,” Pengadilan Sentral Juvenile Bangkok mengatakan dalam sebuah pernyataan. Mitsutoki mendapat haknya sebagai orang tua tunggal setelah para ibu pengganti asal Thailand menandatangani penyerahan hak mereka.
“Karena dia berasal dari keluarga kaya, dia memiliki banyak uang dan telah menyiapkan perawat dan pengasuh untuk merawat anak-anak di Jepang,” ujar pernyataan di pengadilan.
Pengacara Mitsutoki mengatakan bahwa dia akan menghubungi Kementerian Kesejahteraan Sosial untuk menentukan langkah selanjutnya. Ketiga belas anak Mitsutoki dirawat oleh Kementrian Kesejahteraan Sosial Thailand sejak skandal tersebut pecah pada tahun 2014.
Sumber;
thesun.co.uk
Chiangraipost
Forbes