Seorang wanita Jepang, Shiori Ito, yang menjadi simbol gerakan #MeToo Jepang telah memenangkan kasus perdata terhadap pria mantan atasannya yang terbukti memperkosanya. Pengadilan Distrik Tokyo pada hari Rabu memberi ganti rugi kepada wartawan, Shiori Ito, 3,3 juta yen, atau sekitar 30.000 dolar, sebagai ganti rugi.

Kasus ini menjadi perhatian publik di Jepang karena gerakan emansipasi wanita di jepang yang menuntut kesetaraan dan kesempatan bagi para wanita untuk diperlakukan dengan layak dan diperhatikan oleh negara. Gerakan #metoo ini terinspirasi dari gerakan serupa di Amerika Serikat yang juga berawal dari kasus bullying dan tindakan yang tidak senonoh dari atasan laki-laki pada bawahan perempuan.

Apa yang terjadi sejauh ini?
Ito mengajukan kasus perdata terhadap Noriyuki Yamaguchi, mantan reporter televisi ternama yang telah menulis buku-buku yang berkaitan dengan kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe, setelah jaksa menolak untuk mengejarnya di pengadilan pidana.

Ito mengatakan dia pergi makan malam dengan Yamaguchi pada 2015 untuk interview membahas peluang kerja, tetapi kehilangan kesadaran setelah minum, dan terbangun di kamar hotelnya dengan rasa sakit yang hebat. Namun, Yamaguchi mengklaim mereka melakukan hubungan seksual konsensual.

Ito melaporkan kejadian itu ke polisi, tetapi jaksa mengatakan tidak ada cukup bukti.

Di negara Jepang kasus kriminal di mana korban perkosaan jarang berbicara, Ito memutuskan untuk membuat suaranya didengar dan memberanikan diri. Walaupun wajah dan kehidupan diri pribadinya menjadi konsumsi media massa, Ito tetap maju dan menuntut keadilan.

Pada 2017, dia mengadakan konferensi pers untuk memberikan keterangan tentang apa yang terjadi. Gerakan “MeToo” melawan pelecehan dan penyerangan seksual semakin berkembang di seluruh dunia dan kasus ini menimbulkan diskusi yang serius di Jepang. Negeri Jepang merupakan negeri ekonomi maju yang kesetaraan gender sangat rendah. Namun, seiring dengan kesulitan ekonomi, kaum wanita di jepang justru tumbuh dan maju menjadi tulang punggung ekonomi yang didukung oleh pemerintah Jepang.

Ito menggugat Yamaguchi di pengadilan sipil, menuntut sekitar 100.000 dolar sebagai kompensasi. Jumlah tuntutan tersebut tergolong tidaklah besar untuk Jepang yang rata-rata besar gaji minimumnya 2000 USD perbulan.

Dia memberikan konferensi pers dan menerbitkan sebuah buku dengan kronologis peristiwa dan perjuangannya tentang apa yang terjadi. Yamaguchi membalasnya dengan menuntut balik Ito sekitar 1,2 juta dolar, mengklaim bahwa dia merusak reputasinya dan menyerang privasinya.

Sumber: NHK