Pak Xu Xiaodong memang sangat kontroversial di siaran TV di daratan Cina. Hampir seluruh publik Cina tidak suka dengan bintang seni bela diri campuran atau MMA atau mixed Martial Arts ini. Pak Xu yang berusia 40 tahun ini secara vokal memiliki cita-cita untuk mengekspos ahli beladiri “kung fu palsu”. Ia kembali melakukan apa yang ia lakukan yang terbaik, yaitu bertarung tangan kosong secara jujur dihadapan banyak orang.

Pria yang dikenal sebagai pendiri MMA di Cina ini menjadi terkenal secara online setelah dia difilmkan mengalahkan master kung fu yang diproklamirkan pada tahun 2017. “Mad Dog” kemudian secara terbuka berani menantang “master” kung fu lain dari seluruh penjuru Cina akhir pekan Juni 2019 lalu, kali ini di bawah aturan kick-boxing, dan membuat korban terakhirnya dibalut perban dan memar. Lebih lucu lagi, walaupun Xu telah menang telak dan tidak terluka sama sekali, hasil pertandingan malah berakhir seri.

Pemerintah dan media komunis Cina memang seringkali membanggakan beladiri lokal disana dan tidak secara jujur mengakui talenta dan kemenangan Mad Dog Xu Xiaodong. Hal ini membuat Xu sangat kecewa.

Pada tahun 2001, Xu mulai pelatihan seni bela diri campuran (MMA) dan Muay Thai. Dia tertarik pada gaya bertarung karena betapa bebasnya itu. Setahun kemudian, ia mendirikan tim MMA pertama di Beijing dan menyelenggarakan turnamen MMA pertama China. Dia telah disebut sebagai pendiri MMA di Cina.

Seorang pengusaha besar di Cina dilaporkan media South China Morning Post memberikan hadiah uang tunai sebesar 30 juta yuan (US $ 4,4 juta) untuk Tian Ye, seorang ‘master’ kungfu yang berusia 56 tahun jika dia bisa mengalahkan Xiaodong “Mad Dog”. Sebagai atlit yang terus menang, prestasi Xiaodong “Mad Dog” malah justru membuat marah dan tersinggung banyak orang di daratan cina dan menyebabkan perdebatan di komunitas seni bela diri tradisional dengan serangkaian brutal KO menang dalam perkelahian melawan para praktisi kung fu.

Tian dijamin akan diberikan uang 3 juta yuan bahkan jika dia kalah. Tetapi sementara namanya dapat diterjemahkan sebagai “Wild Fury”, memang merasa hebat dan sombong di media massa di Cina. Jawara Kungfu dan Wushu yang berusia 56 tahun ini bukannya giat berlatih sebelum pertandingan, justru bermain-main dengan lawannya dan mengejek Xu Xiaodong “Mad Dog”. Pertandingan berlangsung telak di babak kedua. Tian memulai pertarungan dengan melemparkan pukulan, yang bahkan Xu Xiaodong “Mad Dog” tidak menangkis bertahan. Kemudian Xu Xiaodong “Mad Dog” membalas dengan kombinasi brutal siku ke wajah si ahli kungfu Tian.

Wei Lei setelah dihajar habis oleh Xu XIaodong dengan hidung berdarah dan bibr pecah bonyok
Wei Lei setelah dihajar habis oleh Xu XIaodong dengan hidung berdarah dan bibr pecah bonyok

Xu Xiaodong “Mad Dog” (徐晓冬), memang tidak begitu muda lagi. Dia lahir 15 November 1979. Walaupun sudah berumur, dia masih sangat fit untuk olahraga ini. Namun, Xu Xiaodong merasa setiap pertandingan dengan para ahli kungfu sebenarnya konyol. Di daratan Cina, beladiri seperti kungfu sebenarnya hanyalah sebatas olahraga hobi bukan sebagai pola disiplin hidup. Xu Xiaodong “Mad Dog” beranggapan bahwa Mereka yang merasa artis dan ahli beladiri sebenarnya tidak memiliki bakat dan pelatihan yang benar.

Para atlit Kungfu mendapatkan sorotan dan bantuan dana dari pemerintah Cina secara berlebihan serta Xu Xiaodong “Mad Dog” tidak suka dengan sistem olahraga di Cina yang korup. Ia ingin agar pertandingan olahraga beladiri dikemas dengan sistem yang jujur dan terbuka agar muncul suatu saat bintang beladiri bahkan tinju kelas dunia berasal dari Cina.

Pada Agustus 2019, Xu berbicara di Twitter, Sina Weibo dan YouTube mempertanyakan pelaporan pemerintah tentang protes Hong Kong, yang menyatakan bahwa pemerintah Cina menjalankan “kampanye kotor”. Xu Xiaodong juga bertemu dengan pengacara hak asasi manusia Chen Qiushi yang telah berbagi pandangan serupa. Dia kemudian dikunjungi oleh otoritas Cina dan akun Weibo-nya dihapus untuk kedelapan kalinya.

Xu Xiaodong “Mad Dog” sebenarnya bisa saja merantau ke Australia dan mendapatkan kontrak kerja sebagai atlit MMA disana, namun ia ingin sekali jika kompetensi beladiri di daratan Cina bisa maju dan adil tanpa permainan kongkalikong dan tipu-tipu. Xu Xiaodong berharap agar suatu saat bisa muncul atlit profesional asal China penganti dirinya yang bisa bertanding di kompetisi tingkat dunia.

Sayangnya karena karakter Xu Xiaodong “Mad Dog” yang sangat jujur dan tidak perduli dengan partai komunis cina, dia dihukum dengan nilai kredit sosial yang rendah. Berbagai fasilitas umum di Cina tidak bisa ia gunakan. Pemerintah komunis China saat ini sudah memberlakukan sistem kredit sosial melalui teknologi canggih pengawasan kamera dengan artificial intellegence. Sistem hukuman sosial ini mampu menolak Xu Xiaodong berdasarkan tampilan wajah maupun sidik jarinya.

Kuil Shaolin yang jauh dipedalaman pun dipaksa untuk mengibarkan bendera komunis China. Selama ini sudah 1500 tahun lebih Shaolin tidak menyentuh ranah politik di China, namun partai komunis China dan kaisarnya Xi Jin Ping sebagai bossnya dengan keras memaksa setiap organisasi keagamaan untuk menerapkan nasionalisme berlebihan ini.

Hal ini membuat Xu Xiaodong “Mad Dog” jatuh miskin. Ia tidak memiliki penghasilan dan akses perbankan yang memadai, larangan ikut serta pertandingan kejuaraan, dan bahkan tidak diperbolehkan menggunakan Kereta MRT maupun ragam fasilitas umum lainnya. Xu Xiaodong pun tidak pernah menyerah dan diapun membuat vlog menggunakan VPN yang dianggap iilegal oleh pemerintah komunis China di youtube untuk mencari support dan memperoleh penghasilan dari penggemarnya diluar negeri.

Otoritas Olahraga Umum Tiongkok kemudian melarang praktisi kung fu mengorganisir perkelahian tanpa izin November 2018 lalu. Xu juga mengatakan ia dilarang “tanpa batas” awal bulan ini dari penyelenggaraan turnamen untuk para pejuang di gymnya di Beijing.


Sumber: South China Morning Post