Seberapa penting kita menyewa jasa seorang arsitek dalam merancang bangunan rumah pribadi? Apa perbedaannya dengan merancang sendiri, mengingat kita lebih tahu bagaimana letak ruangan yang kita inginkan.

Q: Seberapa penting kita menyewa jasa seorang arsitek dalam merancang bangunan rumah pribadi? Apa perbedaannya dengan merancang sendiri, mengingat kita lebih tahu bagaimana letak ruangan yang kita inginkan.

(Note: penulis merupakan mahasiswa yang belajar arsitektur, dan bukan praktisi, jadi silahkan baca artikel ini with a grain of salt)

Susah juga sih bila harus langsung menjawab penting atau tidak.. Mungkin saya akan menyebutkan saja kelebihan yang bisa didapat dengan menggunakan jasa arsitek. Dan dari beberapa poin yang akan saya jabarkan, mungkin bisa dipertimbangkan, apakah menurut anda sendiri menggunakan jasa arsitek itu penting atau tidak.

1. Arsitek bisa menolong anda mendapatkan desain rumah terbaik, sesuai dengan budget yang tersedia

Terbaik dalam segala aspek, dibanding dengan desain dengan budget yang sama namun tidak menggunakan arsitek.

Oke, pertama-tama, di pertanyaan disebutkan: “…Apa perbedaannya dengan merancang sendiri, mengingat kita lebih tahu bagaimana letak ruangan yang kita inginkan”.

Jadi begini.. Dalam mendesain, setahu saya justru arsitek akan banyak ngobrol dengan klien, untuk mendapat banyak masukan soal keinginan dan keperluannya. Jadi arsitek bisa mewujudkan desain yang anda inginkan, tetapi oleh arsitek dapat ditata sedemikian rupa agar rancangan ruangnya jauh lebih efisien dan lebih baik dari segi penghawaan, pencahayaan, view, dan lain-lain..

Ya karena pada dasarnya, ini hal terbaik yang bisa didapatkan dari menyewa arsitek sih, yaitu pertimbangannya terhadap sebuah desain, mengenai berbagai aspek.

Aspek kesehatan terjamin, keamanan terjamin, kenyamanan terjamin. Ini bisa menghindari hal-hal seperti penghuni rumah yang kena penyakit atau kurang sehat, karena rumah terlalu lembab, kurang cahaya, dll. Desain rumah bisa disesuaikan dengan kondisi pencahayaan dan iklim, khusus di tempat tersebut (ini salah satu alasan mengapa desain rumah sebaiknya jangan asal copas dari internet.. yah, kecuali punya pengetahuan buat ngemodif desainnya).

Terus berhubungan dengan hal di atas, rumah bisa dibuat lebih efisien juga dari sisi biaya listrik dan lain-lain melalui desain. Misalnya membuat ruangan-ruangan di rumah mendapat cahaya matahari yang cukup biar pada pagi-siang hari, tidak perlu menyalakan lampu, atau agar ruang kamar tidak pengap sehingga tidak perlu menyalakan ac seharian (terutama yang tinggal di kota yang panas.

2. Arsitek mampu mewujudkan sebuah rumah yang unik, dengan ide-ide yang tidak biasa

Misal anda dari kalangan sultan nih, dan anda mau bikin rumah yang agak gila, dan kebetulan anda punya budget yang cukup untuk mendanai hal tersebut. Berarti carilah arsitek, karena tentunya arsitek punya pengetahuan lebih dibanding tukang bangunan pada umumnya, untuk mewujudkan rumah non mainstream impianmu. Kalau mau rumah model begini ya tidak bisa desain sendiri, kan?

Sebelum saya lanjut, saya mau katakan, tentu saja rumah dengan ide-ide yang unik itu tidak selalu harus menjadi rumah yang mahal banget.. Tapi ya jujur saja sih, umumnya rumah-rumah rancangan arsitek top Indonesia yang unik-unik, apalagi rumahnya besar, biasanya mahal sih, haha..

3. Pembangunan yang memperhatikan lingkungan

Umumnya arsitek lebih tahu cara membangun dengan memperhatikan konteks lingkungan.

Poin ini mungkin akan agak panjang ya..

Saya mau bahas sedikit tentang kota Jakarta, nih..

Jakarta sepertinya merupakan contoh kota yang.. dibangun dengan cara yang salah.

Coba nonton video-video “Jakarta Kota Air” dari channel watchdoc documentary di Youtube, deh..

Jakarta, secara natural, memang sebuah daerah yang berair, daerah banjir. Sejak dahulu memang seperti itu. Tapi sekarang dipaksa menjadi kota yang penuh beton.

Otomatis banjir akan makin parah, dong? Dulunya waktu tanah belum tertutup bangunan beton saja, sudah begitu.. Sekarang ketika tanah tertutup oleh jalan dan bangunan-bangunan beton, ya air tidak bisa lari ke tanah.

Akhirnya perlu kerja ekstra membuang-buang air ke laut lewat kanal..

Oke jadi.. Air dibuang dan tidak bisa masuk lagi ke tanah, ditambah bangunan beton terus menghisap cadangan air tanah..

Akhirnya.. yes, permukaan tanah di Jakarta makin turun, dan sepertinya sekarang tinggal tunggu waktu sampai Jakarta benar-benar tenggelam.

(Dari dahulu kan pada ribut, katanya Jakarta 2050 akan tenggelam.. Dari data yang saya temukan sih, itu sebenarnya harnya skenario pesimisnya, tapi tetap saja bahaya ya.

Data dari Jurnal “Land subsidence characteristics of the Jakarta basin (Indonesia) and its relation with groundwater extraction and sea level rise”

Jadi, harusnya Jakarta itu bangunannya dibuat lebih ramah air.. Ini Pendapat dari arsitek Yu Sing dalam video Jakarta Kota Air – Part 4:

“Perlu kesadaran pemerintah untuk kembali melihat kondisi ekologi kota ini (Jakarta) yang semakin krisis…”

“..Tantangan banjir ini persoalannya adalah bukan cuma di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Dari tahun 1985 sampai 2015, ada lebih dari 3700 titik banjir baru yang muncul, di kota maju maupun negara berkembang, karena pembangunan kota yang tidak ramah air.

Jadi kalau pemerintah menyadari hal ini, maka mereka akan mencari solusi-solusi yang lebih holistik, bukan cuma solusi yang menyalahkan sungai, merusak sungai menjadi saluran,

Tapi dengan solusi yang lebih holistik, dengan pembangunan yang ramah air, mulai dengan regulasi. Misalnya ada regulasi untuk membuat penyimpanan air, membuat panggung, membuat sumur penyerapan, membuat kawasan retensi, dan lain sebagainya.”

(Pendapat arsitek Yu Sing, dalam video “Jakarta Kota Air – Part 4”)

Jadi, bagaimana contoh bangunan ramah air? Kebetulan Yu Sing ini juga pernah membuat desain rumah ramah air, yang rumahnya agak ditinggikan dari tanah dan bagian bawah rumah bisa menampung air hujan, untuk kemudian digunakan kembali.

Rumah ini diliput di video Jakarta Kota Air tersebut sehabis banjir Januari 2020 kemarin. Hasilnya, rumah ini berhasil bertahan menghadapi banjir, bahkan pemilik rumah memperbolehkan para tetangga-tetangganya yang rumahnya benar-benar terendam untuk mengungsi ke rumahnya.

Bayangkan kalau semua rumah dan bangunan di Jakarta dirancang “ramah air” oleh para arsitek, mungkin saja Jakarta bisa diselamatkan, haha

Itu salah satu contoh pembangunan yang memperhatikan konteks lingkungan. Kesimpulannya, arsitek yang baik dan berwawasan bisa saja menghasilkan desain rumah yang baik bagi lingkungan.

Terima kasih sudah membaca sampai bawah, mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan ini. Bila ada yang mau menambahkan atau mengoreksi kesalahan dalam tulisan saya, silahkan menulis pada kolom komentar.

Sedikit catatan, “arsitek” yang saya maksud dalam tulisan ini itu yang murni arsitek, Bukan kontraktor atau tukang yang mengaku-ngaku sebagai arsitek. Mereka umumnya tidak memiliki pengetahuan dan skill yang dimiliki oleh arsitek bersertifikasi.