Artikel ini kami buat bukan untuk melakukan diskriminasi salah satu kaum tetapi hanya untuk memberikan motivasi kepada putra-putri suku-suku asli Indonesia dari sabang sampai merauke iuntuk menjadi orang yang sukses.
Mayoritas orang pribumi Indonesia melarat karena mereka masih terpengaruh budaya kolonial. Faktanya banyak orang pribumi masih saja merasa bahwa diri mereka budak.
Coba perhatikan beberapa kata demikian mungkin audah pernah dengar di telinga kalian ini:
“nak, belajar rajin ya.. biar mudah mencari kerja”
Nasihat orang tua semacam itu, seolah-olah menjelaskan pada kita bahwa bila rajn belajar pasti mudah cari kerja.. pertanyaan saya, Mengapa kamu tidak menciptakan pekerjaan sendiri ? Membangun usaha dan perusahaan sendiri ? ngapain kamu repot belajar kalo hasil akhir selalu menjadi bawahan/ budak orang lain dan menjadi ”sapi perahan” para konglomerat keturunan cina?
Jadi apa hubungannya dengan Cina ?
Ya, kita tidak perlu pungkiri lagi.. bahwa mayoritas penguasa perekonomian dan konglomerat di Indonesia adalah orang keturunan Cina meskipun mereka lebih senang menyimpan kekayaan,harta dan bermukim diluar negeri. Dengan begini kami membagikan berbagi pengetahuan mengapa orang cina di Indonesia mayoritas kaya raya biar kamu para orang pribumi tidak terus menerus jadi manusia bemental budak di negeri sendiri.
mari kita bandingkan antara orang keturunan Cina dengan orang pribumi:
+ Orang cina memiliki pegangan bahwa orang sukses adalah orang yang memanfaatkan setiap menit yang ada
– Orang pribumi memiliki prinsip untuk selalu memanfaatkan setiap waktu luang buat bersantai dan bermalas-malasan, bahkan bila tidak ada waktu luang mereka berusaha untuk sebisa mungkin membuat waktu luang sendiri, walaupun mereka dalam kondisi paling penting pun (contoh: dewan terhormat yg “molor” saat sidang paripurna
+ Orang cina memandang bahwa banyak berinvestasi adalah perjalanan dasar untuk menggapai kekayaan, sedangkan bunga tabungan takkan sanggup membawa kepada kekayaan.
– Orang pribumi berpikir bakal kaya dengan banyak menabung, tertera jelas dalam peribasa yang dipelajari waktu kecil “menabung pangkal kaya”.. dan anehnya memandang investasi adalah sesuatu yg menakutkan dan membuat mereka jatuh miskin
+Sebagian besar orang kaya adalah pengusaha, dan sebagian orang cina berani menjadi pengusaha, dan semua itu karena orang cina menganggap bahwa dengan menjadi pengusaha maka akan memberikan nilai lebih untuk sukses dibandingkan menjadi karyawan.
– Orang pribumi lebih seneng menjadi karyawan/ pegawai.. karena adanya jaminan uang pensiun dan gaji yg tetap setiap bulannya.. walaupun mereka dipaksa bekerja dari pagi-sore 5 hari seminggu, mereka tetap senang dan membanggkan diri dengan profesi dan jabatannya sebagai karyawan/pegawai.. hal itu nunjukin nyata-nyata mereka seneng menjadi budak yg bekerja sepanjang waktu
+ Anak-anak cina menjadi kaya karena mewarisi bisnis dan pandai menjalankan bisnis milik orang tua yang telah berjalan bertahun-tahun dan tidak perlu merintis dari nol
– Anak-anak pribumi menjadi miskin dan pengangguran karena orang tuanya tidak mewariskan usaha apapun. Orang tuanya tidak bisa berbisnis atau berusaha. Bagi yg bapak ibunya karyawan atau pegawai tentu mereka mewariskan profesi dan jabatannya pada anaknya karena mereka hanyalah karyawan atau pegawai bukan pemilik dari perusahaan itu.
+ Pengusaha cina tidak berhenti mengejar target lebih tinggi
– Pribumi ga pernah kepikiran jadi pengusaha.. kalaupun ada, mereka sebagian besar sudah merasa puas dengan usaha kecil seperti pedagang kelontong, pedagang kaki lima, jasa wartel dan yang lainnya.
+ Orang cina memiliki mental yang positif, menghargai waktu, menganggap bahwa bekerja adalah kepuasan dan tidak berbisnis adalah hal yang beresiko
– orang pribumi memiliki mental yang pesimis.. takut akan resiko.. suka mencari waktu luang utk bermalas-malasan, menganggap bahwa bekerja adalah hanya cari duit buat makan saja, dan berbisnis adalah hal yang menakutkan.
+ Orang Cina selalu menjaga citra, karena citra yang rusak akan sulit dibangun kembali, sedangkan uang yang hilang bisa dicari kembali
– Orang pribumi selalu menjaga agak keuangannya tetap stabil.. hingga menghalalkan segala cara utk mendapatkan uang. Karena mereka berpikir uang yang hilang sulit untuk didapatkan lagi.. sama sekali ga mikir tentang citra dan harga diri mereka
+ Orang Cina bisa kaya bukan karena banyak uang, tapi karena memiliki banyak aset yang strategis.
– Orang pribumi bisa kaya bukan karena memiliki banyak aset, tapi dengan cara menjual aset meskipun kaya sementara.
+ Dalam konteks orang cina, bekerja keras tidak selalu identik dengan bekerja fisik ekstra lama atau berlebihan. Yang bisa bekerja adalah manusia dan uang. Jika hasilnya sama, mengapa bukan uang yang harus bekerja keras. Tampak jelas bahwa filosofi dan trik orang Cina untuk mencapai kekayaan sangatlah sederhana.
– Dalam konteks orang pribumi, bekerja keras selalu identik dengan bekerja fisik ekstra lama/ berlebihan.. bahasa mudahnya adalah beberja lembur atau yang bisa bekerja adalah manusia. Tampak jelas bahwa filosofi orang pribumi menjadi buruh atau budak sangatlah sederhana.
Marilah menjadi seorang pribumi yang menjadi tuan di negeri sendiri ! Bukan menjadi budak apalagi menjadi penjilat para konglomerat Cina. Dimanapun kamu berada kamu harus berusaha untuk menjadi seorang pemimpin. ciptakanlah usaha kamu sendiri.. ciptakan perusahaan kamu sendiri ! Ciptakan pekerjaan, jangan mencari pekerjaan ! Jangan mau jadi buruh baik dengan sebutan karyawan atau pegawai !
kalau cina bisa kaya raya mengapa orang suku-suku pribumi tidak bisa???
jika setiap pengusaha memiliki 10 karyawan, maka jika 10 orang pembaca note ini menjadi pengusaha, maka akan terdapat 10 lapangan pekerjaan baru yg membutuhkan 100 tenaga kerja.
Jika yang membaca note ini dan memutuskan jadi pengusaha 1000 orang?? maka akan dibutuhkan 10.000 tenaga kerja baru sebagai karyawannya.
Bila yang membaca artikel ini memutuskan jadi pengusaha 1.000.000 orang pasti permasalahan pengangguran di Indonesia akan terselesaikan dan negara Republik Indonesia ini akan menjadi negara yang memiliki kehormatan dan makmur.