Indonesia memeriksa rencana untuk membuka kembali sekolah di tahun depan karena korona
Pemerintah sedang mempertimbangkan rencana untuk membuka kembali kampus sekolah pada akhir tahun atau pada awal 2021, setelah siswa diminta untuk belajar dari rumah dalam beberapa bulan terakhir tahun sekolah untuk tetap aman dari pandemi COVID-19.
Menurut kalender akademik resmi pemerintah, awal tahun ajaran 2020-2021 dijadwalkan 13 Juli.
Namun, itu mungkin memerintahkan sekolah untuk membuka kembali kegiatan di kampus pada akhir Desember paling awal – jika pandemi menunjukkan tanda-tanda surut.
“Itu hanya perkiraan. Menurut kalender kami, [tahun ajaran baru dimulai] pada pertengahan Juli, tetapi saya tidak akan merekomendasikan [siswa akan kembali ke kampus],” Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Dia meyakinkan bahwa pemerintah akan segera membuat keputusan, mengatakan sektor pendidikan akan menjadi yang terakhir dibuka kembali setelah penerapan pembatasan sosial skala besar (PSBB).
“Dibandingkan dengan sektor lain, pendidikan akan menjadi yang terakhir. Mengingat risiko yang tidak terukur, kita belum bisa menghitung [tanggal pasti] dulu.”
Presiden Joko “Jokowi” Widodo sebelumnya menyarankan untuk menunda dimulainya tahun ajaran, karena mengizinkan sekolah untuk membuka kembali kampus mereka sesuai jadwal akan menjadi risiko besar bagi pendidikan negara, tribunnews.com melaporkan pada hari Minggu.
Wakil koordinator kementerian urusan pendidikan dan keagamaan, Agus Sartono, mengatakan kementerian telah mempertimbangkan untuk mengizinkan siswa kembali ke kampus pada akhir Agustus atau awal September.
“Tetapi akhir Desember lebih baik […] Kami tidak ingin seperti Prancis dan Korea Selatan. Mereka membuka kembali sekolah mereka terlalu dini dan banyak siswa yang terpapar [COVID-19],” katanya.
Dinas Pendidikan Jakarta sebelumnya berencana untuk membuka kembali sekolah pada 13 Juli, sesuai dengan kalender akademik pemerintah. Namun, rencana tersebut harus mempertimbangkan kebijakan pemerintah pusat dan persiapan masing-masing sekolah dalam mengekang transmisi COVID-19.
Menurut kepala agen Nahdiana, pihak berwenang telah merumuskan tiga skenario berbeda untuk siswa yang kembali ke sekolah.
Opsi pertama adalah membuka kembali beberapa sekolah dan memungkinkan semua siswa mereka hadir, yang kedua adalah membuka kembali beberapa sekolah dan hanya mengizinkan separuh siswa mereka di kampus dan opsi ketiga adalah membuka kembali semua sekolah sambil meminta beberapa siswa untuk belajar dari rumah .