Mantan Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam membantah menerima korespondensi atau informasi tentang kedatangan pengiriman bahan kimia berbahaya di Beirut, yang menyebabkan ledakan mematikan di ibu kota pada Selasa.
Dalam sebuah pernyataan, kantor media Salam mengatakan laporan yang menuduh bahwa dia mengetahui kedatangan kapal yang membawa bahan kimia ke Beirut adalah “palsu dan tidak benar.”
Sebelumnya, laporan media menyebutkan bahwa pengadilan Lebanon telah memerintahkan kapal itu untuk menurunkan muatannya di pelabuhan Beirut ketika Salam menjadi perdana menteri. Dia menjadi perdana antara Februari 2014 hingga Desember 2016.
Source : aljazeera