Pembuat turbin angin asal Cina harus membayar sebesar US$ 59 juta atau setara dengan  Rp845 miliar karena terbukti mencuri rahasia dagang dari sebuah perusahaan sejenis di Amerika Serikat. Manajemen perusahaan bernama Sinovel ini juga disebut melarikan diri dari AS pada 2013 untuk menghindari tuntutan hukum.

Dilansir oleh South China Morning Post, Sinovel harus membayar denda besar ini sebagai hukuman karena terbukti mencuri rahasia dagang perusahaan teknologi angin American Superconductor Corpatau AMSC.

“Sinovel membayar seorang karyawan dari AMSC asal Austria untuk mencuri kode utama dari piranti lunak buatan AMSC yang digunakan untuk mengendalikan turbin angin,” begitu dilansir NPR, Ahad, 6 Juli 2018.

Pengadilan kriminal federal memutuskan Sinovel bersalah pada Januari 2018 atas kegiatan konspirasi, pencurian rahasia dagang, dan tuduhan penipuan kawat.

Hakim Distrik AS, James Peterson, mengumumkan Sinovel harus membayar denda Rp21 miliar dan Rp824 miliar dalam bentuk restitusi pada sidang vonis, Jumat, 6 Juli 2018, di Madison, Wisconsin, menurut penjelasan Departemen Kehakiman AS.

AMSC mengklaim mereka mengalami kerugian sebesar Rp11,5 triliun atas pencurian dagang yang dilakukan Sinovel. Departemen Kehakiman AS mengatakan Sinovel telah membayar ke AMSC sebesar Rp465 miliar.

AMSC bermitra dengan Sinovel untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin, setelah Cina mengeluarkan undang-undang tentang energi bersih pada 2005. Sehingga perusahaan Cina membangun turbin angin dan perusahaan AS mengembangkan perangkat lunak untuk mengendalikannya.

Kasus ini awalnya dibawa oleh pemerintahan Obama pada 2013 melalui satgas atas kekayaan intelektual khusus. Saat itu, Departemen Kehakiman AS menggambarkan spionase perusahaan oleh agen-agen Cina sebagai ancaman terhadap keamanan ekonomi AS.

Pada Agustus, Presiden Donald Trump meningkatkan tekanan dengan mendorong perwakilan dagang AS menyelidiki pencurian kekayaan intelektual oleh entitas Cina. Sinovel dinyatakan bersalah pada Januari 2018 karena mendalangi pencurian dalam sebuah uji coba rahasia dagang kriminal langka

source: tempo