kali kita akan membahas warung makan yang ada, dan tersebar di pinggiran jalan. Kedua warung makan ini memang berbeda daerah yaitu dari Padang dan Tegal, namun keduanya punya masakan khas dari masing-masing daerah yang membuat kedua masakan ini familiar di telinga
Warung Masakan Padang dan Warteg, sudah akrab ditelinga kita bukan? Untuk kamu para pekerja yang tidak membawa bekal makanan dari rumah, apalagi tidak ada jatah makan dari tempat bekerja biasanya sering mampir di warung makan terdekat
Sebagai konsumen warung makan, pasti akan berhitung masalah harga di warung makan yang ia tuju. Harga lebih murah akan selalu dicari, maka stigma warteg langsung terekam di kepala sebagai warung makan yang lebih murah. Tapi itu dulu sebelum adanya harga murah yang dilakukan oleh pengusaha rumah makan masakan padang.
Dimana seporsi masakan Padang ditawari dengan harga yang seimbang dengan warteg, cukup Rp 10.000 sudah bisa membeli masakan Padang yang dahulu dinilai cukup mewah. Bumbu yang kaya rempah dan santan serta lauk Rendang yang menjadi kebanggaan masakan itu kini bisa dinikmati dengan harga yang murah meriah. Tentu saja warung masakan Padang yang menerapkan harga miring itu bukanlah warung branded. Namun warung makan kecil yang serupa dengan warteg yang cukup sederhana dan merakyat.
Sedikit pengalaman juga, terkadang warung masakan Padang yang menyediakan paket murah bukanlah orang Padang asli, beberapa kali warung Padang dengan harga murah ketika TS beli disitu pakai bahasa minang, penjualnya malah plonga plongo tersenyum manis bak kue lupis. Mereka memang bukan berasal dari Padang namun dominan dari daerah Jawa juga, hanya saja menjual masakan Padang.
Bagaimana dengan rasanya? Sama saja tidak jauh beda walau harga lebih murah, memang bila dibandingkan dengan warung makan Padang branded kalah dibumbu saja yang lebih gurih, dan kental. Agak timpang sih kalau dibandingkan dengan warung makan Padang yang harganya lebih mahal dan punya nama bisa dibilang “Ada harga ada rupa”.
Head to head nya ya seimbang dengan warteg, harga murah meriah rasa pun nikmat satu porsi bisa dibilang porsi kuli nasinya banyak dan tentunya bikin kenyang.
Hal itu juga terjadi pada warteg awalnya Warung itu banyak dikelola oleh masyarakat yang berasal dari dua desa di Kabupaten Tegal dan satu desa di Kota Tegal yaitu warga desa Sidapurna, berjalannya waktu warteg bukan hanya orang Tegal saja yang punya. Dari wilayah lain pun berlomba di bisnis warung nasi ini, bahkan ada juga warteg pemiliknya orang asal Jawa Barat.
Ya namanya bisnis tidak harus pemiliknya dari daerah tertentu, asal bisa mengolah dengan maksimal baik itu harga dan rasa. Maka konsumen akan antri dengan tertib, kalau kamu sebagai konsumen pilih mana nih warung masakan Padang atau warung Tegal?
source: kaskus