Siapa sih yang tidak Tahu Pecel Lele atau Ikan LELE, Banyak rumor yang beredar bahwa lele bisa besar dan gemuk apabila mengkomsumsi taik atau kotoran, rumor itu memang benar, banyak sekali orang mengatakan bahwa ikan lele ini jenis ikan air tawar yang dapat hidup maupun berkembang biak dimana saja , bahkan diselokan rumah yang tercemar.

Menurut mbah wiki ikan lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan ‘keli’ untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut ‘penang’ untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).

Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika.

Pada umunya, Orang yang memelihara lele di empang kadang membuat jamban di atas empang. Dulu di rumah saya pun ada jamban di atas empang lele. Seru lho liat lele berebut ampas yang kita buang.

Tapi peternak lele profesional tidak akan melakukan hal ini. Karena nilai gizi kotoran manusia sangat kecil, ikan jadi lambat besarnya. Dan kotoran manusia juga membuat air di kolam lele cepat kotor.

Yang saya tahu untuk mengurangi biaya pakan, peternak lele suka mencari bangkai ayam dari peternakan ayam, dibakar bulunya sampai habis lalu diberikan kepada lele.

SEHINGGA LELE BERDAMPAK NEGATIF SEPERTI :

Hipertiroid

Banyaknya peternak lele yang memanfaatkan kotoran baik hewan maupun manusia sebagai makan lele menjadi salah satu penyebab bahaya dalam mengonsumsi ikan lele. Bahaya yang akan dialami oleh seseorang yang mengonsumsinya yaitu munculnya gangguan pada kelenjar tiroid yang berada di sekitar leher. Gejala yang akan dialami yaitu leher terasa nyeri, timbulnya peradangan, serta infeksi.

Mengandung berbagai macam bakteri aktif

Kebanyakan ikan lele dipelihara dengan cara yang tidak baik seperti kolam yang dibuat di bawah jamban pembuangan kotoran manusia. Hal tersebut dikarenakan adanya anggapan yang mengatakan bahwa ikan lele merupakan jenis ikan yang mampu bertahan hidup di dalam air kotor dan memakan kotoran manusia. Namun, nyatanya hal tersebut menyebabkan kualitas gizi pada ikan lele menjadi hilang dan mengandung banyak bakteri termasuk bakteri e-coli yang menyebabkan sakit perut dan diare.

jadi kamu masih mau mangan LELE?

Source: qraved,wikipedia