Universitas terkemuka di Zambia, meminta para mahasiswi untuk tidak mengenakan pakaian yang terlalu seksi atau ketat di perpustakaan untuk menjaga konsentrasi belajar para mahasiswa.
Larangan berpakaian minim bagi mahasiswi ini dikeluarkan oleh pengurus perpustakaan University of Zambia,yang kampusnya terletak di ibu kota Lusaka.
Pemberitahuan itu dipasang di jendela perpustakaan di University of Zambia.”Kami menyadari beberapa siswa perempuan, memakai pakaian setengah telanjang, saat menggunakan fasilitas universitas, dan situasi ini mengganggu siswa laki-laki.
“Karena itu kami menyarankan para mahasiswi untuk berpakaian sopan saat menggunakan fasilitas di universitas,” demikian bunyi peringatan tersebut, seperti dilansir media Pulse.ng pada Senin, 7 Mei 2018
Namun, beberapa mahaiswi tidak setuju dengan himbauan ini.Seorang mahasiswa tahun ketiga, Dikina Muzeya, mengatakan dia tidak mengerti mengapa mahasiswa terganggung konsentrasinya jika tujuannya berada di perpustakaan untuk belajar.
“Jika tujuan Anda ke perpustakaan untuk belajar kenapa Anda melihat hal-hal lain seperti kaki perempuan,” kata dia. “Konsentrasi saja ke bukunya.”
Soal ini, seorang mahasiswa Killion Phiri, mengatakan keputusan kampus itu membantu mahasiswa untuk berkonsentrasi membaca buku di perpustakaan.
“Anda tahu kan betapa menariknya tubuh perempuan. Bagaimana Anda bisa berkonsetrasi belajar jika seseorang dengan roko mini dan pakaian ketat masuk perpustakaan. Anda akan mulai berpikir hal-hal lain dan Anda jadinya tidak konsentrasi belajar.”
Larangan ini menjadi pembicaraan di publik seperti dilansir media Zambiareports. “Pencegahan itu lebih baik dari pada mengobati. Testosteron bisa menjadi arogan kalau dikekang,” kata seorang komentator Meimatungu.
Seorang komentator lainnya di media Zambia ini menanggapi dengan menggunakan nama samaran King John. “Itu sebabnya para lelaki berhenti menikah akhir-akhir”.
source: tempo