Sejarah kejamnya pembantaian massal peristiwa G30S/PKI masih terekam sampai saat ini oleh beberapa saksi hidup di masa itu.
Pemberantasan terhadap PKI dan pengikutinya terjadi di mana-mana di seluruh pelosok negeri.
Tanpa terkecuali semua atribut yang berbau partai berhaluan di Uni Soviet (sekarang Rusia) tersebut dilarang keras sesaat setelah lengsernya Sukarno sebagai presiden.
Salah satunya lagu genjer-genjer yang dianggap sebagai lagu terlarang yang menceritakan pembantaian tujuh pahlawan revolusi kala itu.
Namun bukan hanya lagu itu saja yang dilarang beredar dan diperdengarkan untuk khalayak ramai.
Dalam film yang mengisahkan mengenai pembantaian tujuh jenderal berjudul “Pengkhianatan G30S/PKI” (1984), usai membantai perwira Angkatan Darat di Lubang Buaya, lagu ini diputar.
Ormas Pemuda Rakyat digambarkan menyanyikan lagu ini dan diringi dengan tarian Genjer-genjer yang juga di cap sebagai lagu PKI.
Lagu ini berjudul “Darah Rakyat“, namun siapa penciptanya masih samar terlihat.
Ada yang mengkaitkan nama Legiman Hardjono sebagai penggubah lagu tersebut, namun belum ada kepastian yang tepat.
Sebuah catatan sejarah menuliskan bahwa lagu ini pernah dinyanyikan oleh ribuan orang saat diadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada.
Kala itu tahun 19 September 1945, kertas bertuliskan lirik lagu Darah Rakyat dibagi-bagikan kepada setiap orang yang datang di Lapangan Ikada.
Lagu itu dikumandangkan saat kedatangan Sukarno bersama Tan Malaka dan Hatta serta beberapa menteri pemerintahan saat itu.
Dalam pidatonya yang didatangi oleh ribuan rakyat tersebut Sukarno meminta dukungan kepada rakyat untuk Negara yang baru terbentuk tersebut.
Dalam buku berjudul “The Blood of The People: Revolution and The End of Traditional Rule in Northern Sumatra (1979)“, lagu ini juga menjadi salah satu nyawa di sebuah organisasi di tanah melayu.
Parti Kebangkitan Melayu Malaya (PKMM) yang berdiri pada Oktober 1945 yang kemudian dinyatakan terlarang karena termasuk salah satu partai berhaluan kiri.
Lagu Darah Rakyat menjadi salah satu penggambaran aksi-aksi pemogokan serikat buruh yang disponsori oleh PKMM kala itu.
Dalam film dokumenter “10 Tahun Sebelum Merdeka (2007)“, seorang aktivis PKMM mengatakan pengaruh Sukarno dan perjuangan Rakyat Indonesia tergambar dalam lagu tersebut.
Hingga menginspirasi PKMM untuk menjadi organisasi yang berjuang bersama rakyat.
“Dunia Baru Pasti Datang, Dunia Baru Pasti Datang, Ayo Ayo Bergerak Sekarang, Kemerdekaan Telah Datang”, sepenggal lirik dari lagu tersebut menggambarkan lagu tersebut tercipta kemungkinan sesaat setelah kemerdekaan Indonesia.
Namun misteri mengenai pelarangan lagu tersebut masih abu-abu sampai saat ini. Jadi kamu mau menyanyi apa aja boleh yang penting tidak ada unsur komunis dan pelecehan apapun ya ! Mari kita jaga kesatuan NKRi ini agar semakin maju.