Mungkin kalian pernah penasaran dan akan bertanya apakah kuliner Indonesia ada yang dipengaruhi masakan Belanda?
Menu kuliner yang tidak boleh dilewatkan di Kota Magelang, yaitu Sop Senerek, adalah salah satu diantara sekian masakan Indonesia yang dipengaruhi oleh masakan Belanda.
Kuliner ini merupakan perpaduan akulturasi Belanda. Tentara Belanda sering memasak “Snert Soup” yaitu sop kacang polong yang disajikan hangat bersama roti. Di Belanda, Snert Soup disajikan panas-panas dengan roti, bisa menggunakan rye bread, toasted white bread, maupun French bread, dan irisan katenspek atau daging babi asap. Snert soup biasanya disajikan sebagai menu di musim dingin. Sedangkan Sop Senerek disajikan bersama nasi putih. Sebagai pelengkap saat menikmati Sop ini bisa ditemani dengan tempe goreng, perkedel daging, peyek atau kerupuk.
Lantaran orang Jawa tidak bisa melafalkan kata Snert dengan baik akhirnya jadilah kata Senerek. Snert Soup “asli” menggunakan kacang polong hijau (Pisum sativum L). Karena kacang polong tidak ada di Magelang maka diganti dengan kacang merah (Vigna angularis). Hal lain yang membedakan dengan Snert Soup yang asli Belanda adalah penggantian daging babi dengan daging dan jerohan sapi. Penduduk pribumi, khususnya di Pulau Jawa yang mayoritas beragama Islam, tidak bisa mengonsumsi daging babi. Sebagai gantinya daging yang digunakan adalah daging sapi. Sop Senerek yang kita kenal sekarang sudah disesuaikan dengan lidah lokal. Aneka rempah-rempah ditambahkan ke dalam resep masakan Sop versi lokal ini, sehingga terasa lebih berbumbu daripada Snert Soup.