Dalam menentukan pria yang akan menjadi suami, biasanya wanita memiliki banyak kriteria yang dipilih untuk memiliki suami. Apa saja kriteria laki-laki yang akan dipilih sebagai suami? Berikut kami berikan pemahaman untuk kamu. Dibaca ya!
- Misoginis.Pada umumnya wanita yang normal itu feminis, perlu penjelasan lagi??
- Patriarkis. Ya sama saja sih seperti poin yang pertama.
- (Mantan) fuck boy. Wanita tidak akan pernah bisa menghargai laki-laki tipe seperti ini, sama sekali. They’re my nemesis. Siapa tahu pas nikah tabiatnya kambuh lagi? Masalahnya saya ogah coba-coba. Ini nikah coy bukan lotre!
- Pelit.Bagi wanita, suami yang baik haruslah banyak memberikan uang kepada istri Tidak menyenangkan menikahi laki-laki dengan tabiat seperti ini.
- Berbadan Gemuk. Mohon maaf untuk yang ini. Bukan bermaksud mengejek, tetapi menurut kebanyakan kaum hawa, lelaki yang ideal dan layak jadi suami bukanlah berbadan gemuk. Mengapa? Karena laki-laki gemuk sulit memuaskan istri diatas ranjang.
- Kasar. Dalam perkataan juga perbuatan. Punya pasangan seperti ini bisamembuat istri stress dan tidak bahagia.
- Berlimpah harta. Tidak pernah ada di dunia ini wanita yang ingin diajak hidup susah. Wanita pada dasarnya tidak suka mengeluarkan uang untuk laki-laki. Tetapi wanita lebih suka memiliki suami yang bisa diporoti uangnya.
- Tidak mampu merawat wajah. Bagi wanita, pria yang tidak mampu atau malas merawat wajah biasanya sangat terkesan jelek dan kotor. Pria tersebut tidak bisa dibanggakan.
- Terlibat sindikat narkoba atau anggota mafia/preman. Tentu saja semua wanita setuju dengan ini. Mengapa? Karena tidak mau juga ikut terlibat dalam aktivitas kriminal suami..
- Bodoh. Dalam hal apapun; terlebih dalam mengatur keuangan. Baru setahun beli rumah, eh terpaksa jual lagi untuk membayar hutang.
- Pemalas. Suami yang baik harus bisa mengerjakan tugas rumah tangga : membersihkan, menyuci, memasak dan bila perlu suami juga harus melakukan pekerjaan yang dilakukan istri dirumah untuk meringankan beban istri.
Jadi, Menikah itu haruslah memiliki banyak persiapan. Mengapa demikian? Biar setiap pasangan suami istri harus siap untuk bersama menjalankan kehidupan bersama dalam satu rumah tangga.