Korea Utara mengatakan pada Rabu ini bahwa masalah penculikan warga Jepang pada tahun 1970-an dan 1980-an telah “sepenuhnya diselesaikan”, sementara merujuk pada pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga.

Suga, yang menjadi perdana menteri Jepang pada 16 September, telah “berpegang teguh pada” masalah penculikan, seperti pendahulunya Shinzo Abe, seorang peneliti di Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan di situsnya.

“Masalah penculikan telah diselesaikan sepenuhnya dengan ketulusan dan upaya kami,” kata peneliti. Ini adalah pertama kalinya Korea Utara menggunakan kata “sepenuhnya” tentang masalah tersebut.

Jepang secara resmi mencantumkan 17 orang sebagai korban penculikan, lima di antaranya dipulangkan pada 2002, dan mencurigai keterlibatan Korea Utara dalam lebih banyak penghilangan.

Pada Mei 2014, Jepang dan Korea Utara mencapai kesepakatan di Stockholm tentang prinsip-prinsip negosiasi menuju penyelesaian masalah penculikan. Tokyo melonggarkan sanksi terhadap Pyongyang, yang pada gilirannya menjanjikan penyelidikan skala penuh atas masalah tersebut.

Tetapi Korea Utara berulang kali menunda pelaporan temuan apa pun. Negara itu kemudian membubarkan tim investigasinya dan menangguhkan penyelidikan tersebut setelah Jepang memberlakukan sanksi lebih lanjut pada Februari 2016 sebagai reaksi atas uji coba nuklir dan rudal Pyongyang.


Source :kyodonews