Brawijaya V adalah raja terakhir kerajaan Majapahit yang mempraktekkan poligami dalam hidupnya. Ia merupakan raja yang gagah perkasa dan tampan sehingga banyak wanita yang tertarik dan ingin menjadi istrinya meskipun berstatus sebagai selir. Dari berbagai istri yang ia miliki salah satunya bernama Bondrit Cemara, seorang pelayan istana asal daerah Wandhan, Sulawesi. Ia diambil istri selir Bhre Kertabhumi karena wangsit yang diterima saat sakit sipilis atau raja singa.
Dalam meditasinya, ia mendapatkan pawisik jika ingin sembuh, ia harus menikahi seorang pelayan wanita berdarah Wandhan. Perempuan itu harus menjadi istri Bhre Kertabhumi yang terakhir. Sejarah populer menjelaskan, Bhre Kertabhumi sembuh setelah menikahi Bondrit Cemara. Ia kemudian dikenal sebagai Wandhan Kuning yang melahirkan Raden Bondan Kejawan.
Bondan Kejawan dititipkan Akuwu ring Tarub yang dikenal dengan Ki Ageng Tarub (Joko Tarub). Putra Bhre Kertabhumi itu selanjutnya menikah dengan Dewi Nawangsih, putri Joko Tarub dari istrinya, Dewi Nawang Wulan. Bondan Kejawan lantas memiliki anak bernama Getas Pendawa, Getas Pendhawa berputra Ki Ageng Selo berputra Ki Ageng Enis berputra Ki Ageng Pamanahan berputra Panembahan Senopati, raja Mataram pertama.
Dengan begitu, Dewi Bondrit Cemara merupakan leluhur perempuan dari orang-orang Sela yang selanjutnya menurunkan Panembahan Senopati, pendiri sekaligus raja Mataram pertama. Itulah 3 istri Raja Majapahit Prabu Brawijaya V yang melahirkan tokoh besar sebagai raja besar di Tanah Jawa. Kisah ini ditulis dari sejarah populer bersumber dari babad, serat atau naskah-naskah yang ditulis pada umumnya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda.