“ITU telah menjadi rutinitas harian saya untuk memakai sarung tangan dan sepatu keselamatan. Saya bahkan menganggap minyak hitam sebagai teman yang baik,” kata Siti Nadia Abd Latiff, 20, yang telah berada di bidang otomotif selama lima tahun terakhir.
Pemegang Sertifikat Ketrampilan Malaysia (SKM) Teknisi Otomotif Level 1 dan 2 dari Perguruan Tinggi Kejuruan Wakaf Tembesu Gong Badak, Terengganu tidak canggung bekerja di bengkel sepeda motor, truk dan bengkel mobil.
Anak keempat dari lima bersaudara itu berkata, keluarga tidak pernah meremehkan minatnya tetapi terus memberikan dukungan sampai sekarang.
“Semua bersaudara adalah anak perempuan dan saya satu-satunya di keluarga yang memilih untuk bekerja di bengkel.
“Saya tidak tertarik bekerja di kantor, mengenakan pakaian formal dan sepatu hak tinggi tidak seperti wanita lain di luar sana,” katanya saat dihubungi, hari ini.
Dia mengatakan sebagian besar pelanggan yang datang ke bengkel tidak percaya pada kemampuannya untuk memperbaiki kendaraan.
“Saya telah bekerja di bengkel selama hampir tiga tahun setelah lulus dari Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Banyak pelanggan dan operator bengkel mempertanyakan kemampuan saya.
“Saya tidak peduli dengan reaksi negatif yang penting bagi rezeki halal untuk menghidupi keluarga. Saya berani bekerja di bengkel meski saya hanya pekerja perempuan,” katanya, yang bekerja di bengkel di Paka, Terengganu.
Siti Nadia mengatakan kematian ibunya akibat kecelakaan di jalan tiga tahun lalu mendorongnya untuk melanjutkan di bidang otomotif.
“Saya selalu ingat pesan almarhum, jika kita menginginkan sesuatu tidak berbalik, teruslah mencapai jalan yang benar sampai sukses.
“Kita harus kuat dalam semangat dan yang penting adalah membahagiakan diri kita terlebih dahulu sebelum membahagiakan orang lain,” katanya.
Source : Harian Metro