Apa yang kita rasakan bila melihat rangkaian bunga dalam dekorasi ruangan? Kesan artistik dan elegant Dari bunga tersebut mampu menghadirkan kesan segar dan menarik dari berbagai macam ruang dimensi. Senior merangkai bunga ala Jepang ini bahkan memiliki peran penting dalam agama Shinto asli Jepang. Bunga seperti Yorishiro dipercaya orang Jepang Shinto sangat disukai oleh roh yang suci. Tanaman Evergreen atau hijau sepanjang tahun seperti kadomatsu biasanya menjadi hiasan tradisional Tahun Baru yang dipajang berpasangan di depan rumah untuk menyambut roh leluhur pada saat musim panen tahun depan.

Hobi melihat tanaman dan menghargai bunga didalam pot juga sangat dihormati oleh kalangan bangsawan Jepang masa lalu. Budaya Jepang dalam menghargai bunga lebih lanjut tertulis di Antologiti Man’yōshū dan Kokin Wakashū dari periode Heian (794-1185) yang memasukkan banyak puisi tentang topik bunga. Selama masa ini, Buddhisme diperkenalkan ke Jepang mulai abad ke-6 melalui China dan Korea. Memajangkan rangkaian bunga di altar Buddha pun menjadi umum. Meskipun teratai banyak digunakan di India dimana agama Buddha berasal, di Jepang, bunga asli lainnya untuk setiap musim dipilih untuk tujuan ini. Sementara di China, para pendeta Budha adalah pengajar pertama dari rangkaian bunga, di Jepang mereka hanya memperkenalkan unsur-unsurnya yang paling sederhana. Untuk waktu yang lama menempatkan di vas, tanpa sistem, dari bunga yang akan digunakan sebagai persembahan pura dan sebelum tempat leluhur leluhur.

Pengaturan bunga ikebana awalnya berawal dengan sistem yang dikenal sebagai shin-no-hana, yang berarti “pengaturan bunga pusat”. Cabang cemara atau kriptomeria besar berdiri di tengah, dan di sekitar pohon ditempatkan tiga atau lima bunga musiman. Cabang dan batang ini dimasukkan ke dalam vas dalam posisi tegak tanpa mencoba kurva buatan. Umumnya simetris dalam bentuk, pengaturannya muncul dalam gambar religius Jepang abad ke-14. Ini adalah usaha pertama untuk mewakili pemandangan alam. Pohon besar di tengahnya mewakili pemandangan yang jauh, bunga plum atau cherry jarak menengah, dan tanaman berbunga kecil di latar depan. Garis pengaturan ini dikenal sebagai pusat dan sub-pusatIkebana (生け花, “living flowers”) Kado atau ikebana merupakan seni merangkai bunga yang khas ala Jepang.

Dengan banyaknya teknik dan aturan Baku Serta arti tertentu dari merangkai bunga ala Jepang ini, ikebana memang berbeda dengan teknik merangkai buket bunga seperti dalam tradisi barat. Sebenarnya seperti apakah ikebana itu?

Seperti dikutip dari Republika (17/10), Sachie Osaki, seorang guru kado di SMU Semboku yang telah menggeluti dunia kado selama 30 tahun berbagi pelajaran dasar tentang seni kado. “Peraturan pertamanya adalah bunga yang lebih tinggi yang pertama kali ditancapkan,” katanya. Selanjutnya, posisi bunga harus menghadap ke wajah sang pembuat rangkaian bunga. Itu karena kado hanya menampilkan posisi bunga dari satu sisi. Berbeda dengan seni merangkai bunga ala Barat yang menampilkan bunga dari semua sisi atau posisi keliling.