Jika Anda suka mengunjungi tempat-tempat yang hijau dan sejuk, maka kawasan wisata Puncak Bogor bisa menjadi salah satu destinasi pilihan yang tepat. Kawasan ini dikelilingi oleh perkebunan teh yang membentang di setiap sudut jalan, serta kabut yang akan turun menjelang sore hari. Di sini akan ada penginapan yang sengaja disewakan untuk tempat bermalam, serta tersedia tempat perhentian untuk melepas lelah sambil menikmati pemandangan. Puncaknya adalah sebuah gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Biasanya setiap akhir pekan, Puncak akan selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
Dibalik keindahan dan daya pikat yang dimiliki kawasan ini, ternyata Puncak menyimpan sebuah tempat unik yang terkenal hingga mancanegara, terutama di kalangan masyarakat Timur Tengah. Tempat unik ini terletak di Desa Tugu Selatan yang berada di sebidang jalan raya khususnya di kilometer 84 yang merupakan jalur penghubung Jakarta-Bogor. Tempat ini kental dengan nuansa Timur Tengah, sehingga sering dijuluki “Little Arabian Town”. Di sepanjang jalan di kawasan ini terdapat pertokoan dan restoran bernuansa Timur Tengah. Sebelumnya, kawasan ini merupakan lahan pribadi yang diisi oleh basis pedagang yang berasal dari China. Para pedagang ini membuat warung beratap seng atau kaleng yang berjejer di sepanjang jalan, sehingga kawasan ini juga dijuluki sebagai “Warung Kaleng”. Lambat laun, para pedagang berasimilasi dan menjadi satu dengan penduduk setempat. Meski suasana China sudah tidak terlihat dan warung-warungnya kini tanpa kaleng, nama Warung Kaleng tetap melekat di kawasan ini.
Di kawasan ini, kita akan sering melihat turis berpenampilan Timur Tengah. Wisatawan Timur Tengah pertama kali datang ke sini pada tahun 1985. Mereka biasanya mengunjungi tempat ini pada bulan Juli-September, waktu bagi para pekerja Timur Tengah untuk mengambil cuti, dan yang hebat adalah penduduk lokal di wilayah tersebut kebanyakan menggunakan dua bahasa untuk berkomunikasi, bahasa Indonesia. dan bahasa Arab. Tak hanya itu, acara TV yang ditayangkan di sudut-sudut toko atau restoran pun biasanya menggunakan bahasa Arab. Padatnya tempat hiburan dan penginapan serta kentalnya nuansa Arab di kawasan ini, rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong dari Timur Tengah. Biasanya para wisatawan ini akan ditemui duduk di sebuah kafe, sambil menikmati sisha (sebutan untuk rokok khas Arab). Di tempat ini juga banyak terdapat resto yang menyediakan pengisi perut khas Timur Tengah, dengan harga yang terjangkau. Ada juga minuman (vodka impor dari Jakarta), impor tembakau dan rempah-rempah yang didatangkan langsung dari Timur Tengah.
Namun ternyata di daerah ini, terselip kebiasaan unik dan kontroversial yang sudah menjadi budaya lokal. Para wisatawan dari Timur Tengah menganggap tempat ini sebagai tempat yang penuh dengan bidadari cantik yang didatangkan dari daerah lain. Para wanita yang datang ke tempat ini, dimaksudkan untuk menikah kontrak dengan para wisatawan. Perkawinan kontrak sendiri merupakan istilah untuk perkawinan yang didasarkan pada imbalan dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati, dan setelah kontrak berakhir kedua pasangan dapat berpisah tanpa harus melalui sidang perceraian. Pernikahan kontrak sendiri merupakan jalan pintas untuk memuaskan hasrat seksual berdasarkan pernikahan sementara. Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk nikah kontrak berkisar antara 10-15 juta, dan tergantung dari lamanya akad. Semakin lama masa kawin kontrak dilakukan, maka akan semakin mahal pula biayanya. Fenomena ini sudah menjadi pemandangan biasa bagi warga sekitar, karena lingkungan sosial di antara warganya longgar dan cukup bebas.
Kegiatan ini seolah menjadi magnet bagi wisatawan untuk memanjakan diri sekaligus melepas penat dari rutinitas sehari-hari. Para wisatawan yang datang akan ditawari kawin kontrak melalui perantara yang tersebar di seluruh kawasan Warung Kaleng. Setelah mendapatkan persetujuan dan memilih pengantin, biasanya mereka akan melangsungkan pernikahan di sebuah penginapan. Pernikahan ini juga berlangsung sangat cepat, dan hanya dihadiri oleh saksi, serta perantara. Setelah menjalani nikah mut’ah dengan batas waktu yang telah disepakati, barulah wisatawan bisa pulang meninggalkan istri kontraknya masing-masing.