Bukan rahasia lagi jika Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memiliki koleksi mobil mewah meski dibayangi sanksi internasional.
Mobil limosin antipeluru selalu menyertai Kim Jong Un, bahkan dalam setiap kunjungan luar negerinya, mulai dari Singapura, Hanoi, atau Vladivostok, yang diterbangkan langsung dengan kargo dari Pyongyang.
Mobil-mobil tersebut merupakan Mercedes-Benz kelas atas yang populer di kalangan para pemimpin dunia, yakni Maybach S62 dan Maybach S600 Pullman Guard, yang masing-masing berharga US$ 500.000 (Rp 7 miliar) hingga US$ 1,6 juta (223 miliar), menurut laporan New York Times, 17 Juli 2019.
Mobil Kim Jong Un ini menimbulkan pertanyaan bagaimana melewati sanksi PBB yang melarang barang-barang mewah masuk atau keluar Korea Utara.
Menurut riset Center for Advanced Defense Studies, sebuah kelompok nirlaba di Washington, bekerja sama dengan New York Times, melakukan investigasi bagaimana barang-barang mewah dari Barat masuk ke Korea Utara melalui sistem transfer pelabuhan yang rumit.
Atas permintaan pemerintahan Presiden George W. Bush, PBB memberlakukan sanksi pada tahun 2006 untuk menjauhkan barang-barang mewah dari Korea Utara.
Namun dari 2015 hingga 2017, sebanyak 90 negara berfungsi sebagai sumber barang mewah untuk Korea Utara, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Selasa oleh Center for Advanced Defense Studies. Selain itu, jaringan dan rantai pasokan berjalan melalui wilayah beberapa negara anggota DK PBB dan sekutu Amerika, Cina, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan di antaranya.
Perjalanan yang dilakukan oleh sepasang sedan lapis baja Mercedes Maybach S600 dari Eropa ke Asia Timur menggambarkan bagaimana salah satu jaringan transportasi barang mewah beroperasi. Center for Advanced Defense Studies dan New York Times menelusuri jejak mobil-mobil ini melalui lima negara menggunakan bahan sumber terbuka, termasuk catatan pengiriman dan gambar satelit.
Wawancara dengan para pejabat dan eksekutif bisnis mengkonfirmasi beberapa perincian jaringan. Pada bulan Februari, para pejabat Korea Selatan menyita sebuah kapal milik Rusia yang telah mengangkut mobil-mobil itu.
Perjalanan keliling dunia dimulai di pelabuhan Rotterdam, Belanda. Pada Juni 2018, dua kontainer bersegel masing-masing membawa Mercedes senilai US$ 500.000 (Rp 7 miliar), dibawa dengan truk ke terminal pengiriman, menurut catatan pelacakan kargo.
Kargo ditangani perusahaan Cina Cosco Shipping Corporation. Tidak jelas siapa yang pertama kali membeli mobil. Daimler, perusahaan induk dari Mercedes, mengatakan Mercedes melakukan pemeriksaan latar belakang pada pembeli potensial kendaraan untuk memastikan perusahaan tidak menjual kepada pelanggar sanksi.
Mobil-mobil melakukan perjalanan dengan kapal selama 41 hari ke Dalian, di timur laut Cina. Kontainer tersebut dimuat setelah kapal tiba pada tanggal 31 Juli. Kargo tetap berada di pelabuhan hingga 26 Agustus, kemudian dimasukkan ke kapal menuju Osaka, Jepang. Dari sana diangkut dengan kapal untuk perjalanan tiga hari ke Busan, Korea Selatan, di mana kargo tiba pada 30 September.
Kontainer dipindahkan dalam satu hari setelah kedatangan ke DN5505, sebuah kapal kargo yang berlayar di bawah bendera Togo, sebuah negara Afrika Barat, dan menuju pelabuhan Nakhodka di ujung timur Rusia. Pada titik ini, mobil-mobil itu dikirim ke Do Young Shipping, sebuah perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Marshall yang memiliki DN5505 dan satu kapal lain, kapal tanker minyak berbendera Panama Katrin.
Kepemilikan Do Young tidak jelas dari pendaftarannya tetapi tampaknya terkait dengan pengusaha Rusia, Danil Kazachuk, yang ditunjukkan oleh dokumen dan wawancara.
Eksekutif di Han Trade dan AIP Korea, agen pengiriman Korea Selatan yang bekerja dengan kedua kapal, mengatakan bahwa Kazachuk adalah pemilik kapal. Dokumen yang diperoleh Center for Advanced Defense Studies menunjukkan bahwa Kazachuk terdaftar sebagai pemilik Katrin selama sekitar satu bulan pada tahun 2018.
Kapal dengan mobil, DN5505, pada awalnya bernama Xiang Jin, tetapi dinamai DN5505 dan kepemilikannya ditransfer dari perusahaan yang terdaftar di Hong Kong ke Do Young pada 27 Juli, hanya beberapa hari sebelum dua sedan tiba di Dalian
Setelah meninggalkan Busan pada 1 Oktober dengan sedan, kapal menghilangkan jejak, sistem identifikasi otomatisnya berhenti mengirimkan sinyal. Ini adalah praktik umum di antara kapal menghindari sanksi.
Sinyal hilang selama 18 hari. Ketika kembali lagi, kapal itu berada di perairan Korea Selatan. Sekarang sedang dalam perjalanan kembali ke Busan, tetapi sarat dengan 2.588 metrik ton batubara, yang kemudian dibongkar di pelabuhan Korea Selatan lainnya, Pohang. Catatan bea cukai di Korea Selatan menunjukkan bahwa kapal telah mengambil batu bara di Nakhodka, kata laporan Center for Advanced Defense Studies.
Kota pelabuhan itu berada di sebelah Vladivostok, tempat Kazachuk berada. Data lalu lintas kapal dan eksekutif agen pengiriman mengatakan, kapal melaporkan Nakhodka sebagai tujuannya setelah meninggalkan Busan dengan mobil-mobil.
Laporan Center for Advanced Defense Studies tidak mengatakan dengan pasti apa yang terjadi di sana dengan sedan. Tetapi para peneliti mengatakan mobil-mobil itu mungkin diterbangkan dari Rusia ke Korea Utara. Pada 7 Oktober, tiga jet kargo dari Air Koryo, maskapai penerbangan milik pemerintah Korea Utara, tiba di Vladivostok, menurut video online dan data pelacakan penerbangan, yang kebetulan pada hari yang sama ketika Kim Jong Un mengendarai Rolls-Royce melalui Pyongyang untuk bertemu dengan Pompeo.
Sangat jarang bagi pesawat kargo Korea Utara untuk terbang ke Vladivostok. Jet-jet itu adalah pesawat yang sama persis dengan yang digunakan untuk mengangkut kendaraan Kim Jong Un di luar Korea Utara, menurut angka ekor pesawat.
“Mengingat kapasitas kargo angkat berat dari pesawat dan peran mereka dalam mengangkut limusin lapis baja Kim Jong-un, ada kemungkinan bahwa jet kargo bisa memuat Mercedes,” kata laporan.
Empat bulan kemudian, pada 31 Januari 2019, model Mercedes yang sama melaju di jalan-jalan Pyongyang ke markas besar komite pusat Partai Pekerja Korea, menurut rekaman video yang dianalisis oleh NK Pro. Sedan juga muncul hari itu bersama Kim Jong Un dalam sesi foto dengan delegasi seni.
Dalam sebuah wawancara telepon, Kazachuk mengakui bahwa ia bertanggung jawab atas DN5505, tetapi menolak untuk memberikan rincian tentang pengiriman mobil atau mengatakan bagaimana atau apakah ia telah mentransfernya ke Korea Utara.
“Ini adalah rahasia bisnis perusahaan saya,” katanya. “Mengapa saya harus memberi tahu semua orang di mana saya membeli mobil-mobil ini dan kepada siapa saya menjual mobil-mobil itu?”
Tidak ada bukti yang mengikat Kazachuk dengan pergerakan teknologi atau barang militer ke Korea Utara, tetapi para pakar sanksi internasional mengatakan Rusia Timur Jauh adalah titik transit umum untuk barang-barang selundupan yang pergi ke dan dari Korea Utara.
Pada bulan Februari, pihak berwenang Korea Selatan menyita DN5505 dan Katrin dalam tindakan terpisah karena dugaan pelanggaran sanksi. DN5505 telah merapat di Pohang, Korea Selatan, membawa lebih dari 3.200 ton batu bara setelah berlayar dari Nakhodka. Para pejabat mengatakan kepada karyawan agen pelayaran Korea Selatan yang menangani kapal, bahwa kapal itu sedang diselidiki karena membawa batu bara Korea Utara. Kapal lainnya, Katrin, dituduh membawa produk minyak ke Korea Utara.
Kazachuk mengatakan dia sebagai pemilik kapal tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukan kapal. Dia juga mengatakan pihak berwenang Korea Selatan terlibat dan mungkin telah menanamkan bukti di kapal.
Ada ikatan lain antara kapalnya dan dugaan pelanggaran sanksi. Musim gugur lalu, ketika DN5505 menurunkan pengiriman batu bara di Pohang, dalam perjalanan kembali setelah membongkar kedua sedan, sebuah perusahaan bernama Enermax Korea mengambil kepemilikan batu bara.
Panel PBB telah menyelidiki Enermax, yang terdaftar di Korea Selatan, untuk pelanggaran sanksi.
Laporan panel tahun 2019 mengatakan Enermax tampaknya menjadi penerima akhir batu bara Korea Utara yang dimaksudkan untuk ditransfer pada April 2018 di perairan Indonesia oleh kapal berbendera Korea Utara, The Wise Honest, ke sebuah kapal kargo Rusia. Pihak berwenang Indonesia menahan The Wise Honest sekitar 1 April.
Enermax telah menandatangani kontrak untuk membeli batu bara dari perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, namun mengatakan kepada panel bahwa ia membeli batu bara Indonesia dari seseorang yang tampaknya menjadi pialang di Indonesia.
Kontrak penjualan menghargai batu bara hampir US$ 3 juta (Rp 41,8 miliar).
Pada bulan Mei, Amerika Serikat mengumumkan akan menyita The Wise Honest.
Dalam sebuah wawancara, eksekutif Enermax mengatakan kesepakatan dengan broker Indonesia gagal dan tidak ada pertukaran uang. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mengira batu bara dikirim ke Korea Selatan oleh DN5505 pada Oktober lalu, tepat setelah Mercedes-Benze diturunkan, dan Februari ini berasal dari Rusia. Mereka mengatakan Kazachuk memberi tahu mereka bahwa batu bara itu dari Rusia.
Pihak berwenang Korea Selatan telah menyita setidaknya enam kapal sejak akhir 2017 atas dugaan pelanggaran sanksi. Bulan lalu, ia mulai memberhentikan Katrin. Para pejabat mengatakan pembongkaran dilakukan atas permintaan Kazachuk, yang tidak ingin melanjutkan biaya dermaga untuk kapal yang disita.
Pada akhirnya, sampai di titik ini Kim Jong Un telah menerima mobil-mobil mewah di Korea Utara melalui jalur rumit di bawah bayang-bayang sanksi internasional.
source: Tempo