Tingkat pernikahan di Korea Selatan tergolong rendah. Sangat rendah. Menurut data yang dirilis Pusat Statistik Korea Selatan, hanya ada 4.7 orang dari 1,000 orang yang menikah pada tahun 2019. Angka terendah dalam sejarah negara ini. Kenapa hal itu bisa terjadi?
-
Finansial.
Menurut data yang dirilis Korea Standart Wedding Association, rata-rata biaya menikah pada tahun 2019 adalah 231,860,000 KRW(sekitar 3 miliar Rupiah). Angka yang sangat besar yang digunakan hanya untuk mengubah status semata.
2. Karir Wanita di Korea semakin terjamin.
Sejak awal tahun 2000, Korea memang memberikan benefit lebih untuk perusahaan yang memiliki kompositas pegawai laki-laki dan wanita yang seimbang. Oleh karena itu, bukan sesuatu yang aneh kalau di perusahaan banyak wanita berpangkat tinggi, bahkan banyak CEO wanita juga di Korea. Akibat mereka terlalu fokus mengutamakan karir, maka mereka banyak yang memilih untuk menikah tua, ataupun tidak menikah sama sekali.
3. Sifat yang cenderung individualis.
Setelah tinggal di Korea selama 6 tahun, saya merasa sifat orang Korea jauh lebih individualis. Tidak jarang melihat mereka makan siang sendiri, holiday sendiri, ke mall sendiri, hiking sendiri, semuanya serba sendiri! Sepertinya mereka memang sudah terbiasa hidup sendiri. Jadi mungkin mereka sudah nyaman dengan kehidupan mereka yang serba sendiri. Bahkan senior perempuan di kantor saya bilang alasan utama dia tidak menikah adalah karena dia tidak mau membagi uang yang ia kumpulkan selama ini ke orang lain(suaminya).
Selama di Korea, saya tidak pernah dianggap aneh jika ke mall/shopping sendiri. Kalau di Indonesia, mungkin saya sudah dikasihani karena tidak punya teman dan digosipkan haha.
4. Cenderung telat memulai karir.
Rata-rata umur fresh graduate employee tahun 2019 adalah 32,1 tahun untuk laki-laki, 30,5 untuk perempuan.[1] 4 dari 10 orang fresh graduate employee berumur lebih dari 30 tahun. Umur mereka cenderung telat untuk memulai karir. Bayangkan, mereka baru mendapat gaji pertama di umur 30an. Ini menyebabkan mereka menunda pernikahan, dengan alasan fokus karir dan juga alasan finansial. (Umur fresh graduate laki-laki lebih tinggi dikarenakan wajib militer 2 tahun).
5. Biaya membesarkan anak yang mahal.
Biaya sekolah TK, SD, SMP gratis di Korea Selatan. Tidak hanya biaya sekolah, tapi makan pagi hingga malam ditanggung oleh pemerintah. Namun yang membuat kebutuhan anak mahal adalah biaya kursus. Sudah tidak asing tentang betapa kerasnya pendidikan di Korea. Anak kelas SD, dalam sehari bisa kursus hingga 5 kelas, hingga larut malam, termasuk weekend. Pastinya ini tidak memakan biaya yang kecil. Selain kursus, kebutuhan lainnya juga memakan biaya yang tidak kecil. Bahkan ada pepatah kalau anak itu sama dengan boneka hidup yang memakan uang.
6. Pola pikir masyarakat tentang single semakin positif.
Meskipun masih banyak orang tua yang berpikiran aneh tentang single, tetapi single di jaman modern sekarang adalah hal yang lumrah. Bahkan sekarang dalam menulis identitas, istilah ini sudah banyak diganti. Dari kata ‘belum menikah(미혼)’, menjadi ‘tidak menikah(비혼)’. Menikah hanyalah pilihan, bukan sesuatu kewajiban. Maka kata ‘belum’, diganti menjadi ‘tidak’.
7. Infrastruktur dan lingkungan yang mendukung.
Bisa dibilang kalau sekarang semua pembangunan infrastruktur ditujukan untuk 1-member households di Korea Selatan. Sebanyak 37.3% dari total populasi merupakan orang yang tinggal sendiri. Apartment jaman sekarang banyak berukuran mini, dibanding untuk keluarga.
Restoran banyak yg menyediakan kursi untuk makan sendiri. Ada ruang karaoke untuk sendiri. Mau masak sendiri? Tidak usah pusing beli bahannya, karena di mart terdekat sudah dijual bahan per resep.
orang Korea Selatan sudah terlalu nyaman untuk hidup sendiri. Meskipun hidup sendiri, mereka tetap bersosialitas, karena teman-teman merekapun kebanyakan single. Daripada menikah tua yang berkonsekuensi tinggi, mendingan mereka pacaran dan menghabiskan waktu hidupnya dengan cara have fun dengan teman-teman tanpa memikirkan masalah anak dan mertua.
Bagi orang Korea Jaman sekarang cinta tidak perlu menikah, pacaran saja cukup. Apalagi jika punya anak. Punya anak itu berarti kalian mengorbankan hidup kalian, kalian tidak akan punya personal life lagi!