Bagi banyak orang Indonesia, menyewa aula pernikahan benar-benar mahal. Oleh karena itu, banyak dari mereka memilih untuk mengadakan pesta pernikahan di rumah mempelai wanita atau pria. Jika halaman rumah pengantin wanita atau pria cukup besar, itu tidak akan menjadi masalah. Tapi, jika rumah mereka tidak cukup besar untuk menampung banyak tamu, mereka akan menggunakan jalan utama untuk mengadakan pesta pernikahan mereka.
Tidak hanya mengadakan upacara pernikahan sakral, mereka juga menyediakan beberapa hiburan pernikahan seperti dangdut (nyanyian rakyat Indonesia sering disertai dengan tarian) atau ondel-ondel dengan sistem suara yang sangat keras di jalan itu. Para tamu juga memarkir kendaraan mereka di jalan yang sama.
Melemparkan pesta pernikahan di kota yang ramai seperti Jakarta akan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Ketika, jalan utama diblokir untuk tujuan acara, lalu lintas menjadi kacau. Orang perlu menemukan cara alternatif dan seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk bepergian. Speaker keras berisik untuk dangdut juga dapat mengganggu pejalan kaki
Sejauh yang saya tahu, di negara Barat seperti Amerika Serikat, tamu undangan di pesta pernikahan lebih sedikit daripada di Indonesia. Karena itu, mereka cenderung mengadakan pesta pernikahan di dalam rumah mereka atau di gereja. Jika jumlah tamu lebih besar, mereka akan memilih ruang pernikahan untuk mengadakan pesta pernikahan.
Sedangkan di Turki orang cenderung memilih rumah mereka sendiri untuk mengadakan pesta pernikahan, tanpa menggunakan jalan umum atau menyewa ruang pernikahan
Sebenarnya saya tidak yakin apakah praktik ini juga dilakukan di negara lain, tetapi saya pikir ini terlihat normal di Indonesia.
source: Faustina Prima Aksara