Bisakah menjadi orang yang baik tanpa memiliki Tuhan? Apakah jawabannya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan kekayaan? Bagaimana dengan Indonesia?
Sebuah survei yang dirilis oleh Pusat Penelitian Pew pada Senin lalu dan dikutip CNN menunjukkan ada kesenjangan besar atas kepercayaan pada Tuhan antara negara-negara yang relatif kaya dan miskin.
Orang-orang berpendidikan yang tinggal di negara-negara kaya kemungkinannya jauh lebih kecil untuk mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan diperlukan untuk memiliki moral yang baik. menurut survei baru besar-besaran terhadap 38.000 orang di 34 negara. Survei itu dilakukan terhadap 38.000 orang di 34 negara tanpa mengelompokkan responden menurut agamanya.
Di Kenya misalnya, negara dengan produk domestik bruto terendah dalam survei, 95 persen responden mengatakan kepercayaan pada Tuhan diperlukan agar seseorang bermoral. Di Swedia, negara terkaya, hanya 9 persen responden yang menghubungkan Tuhan dengan moral yang baik.
Si kaya dan si miskin tidak sepakat tentang Tuhan dan moralitas, kata survei itu.
Di Amerika Serikat, ada kesenjangan 24 persen antara orang Amerika berpenghasilan tinggi dan rendah. Orang miskin jauh lebih mungkin untuk mengatakan percaya pada Tuhan diperlukan untuk menjadi pribadi baik.
“Orang-orang di negara berkembang yang termasuk dalam survei ini cenderung lebih religius dan cenderung menganggap agama penting dalam kehidupan mereka,” tulis penulis di studi tersebut.
Studi Pew memiliki gagasan bahwa negara-negara menjadi kurang religius ketika rakyat menjadi lebih kaya dan berpendidikan.
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat menentang teori ini dengan menjadi kaya sekaligus religius. Namun hal itu secara pasti telah berubah, menurut sejumlah penelitian lain.
Pada tahun 2002, 58 persen orang Amerika mengatakan kepercayaan pada Tuhan diperlukan untuk menjadi baik. Pada 2019, jumlah itu merosot menjadi 44 persen.
Namun, hampir setengah orang Amerika mengatakan bahwa agama sangat penting bagi mereka. Agama tetap menjadi kekuatan utama dalam kehidupan orang-orang di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.
Mayoritas orang di 23 dari 34 negara yang disurvei mengatakan bahwa agama sangat atau agak penting bagi mereka. Di Amerika Serikat hampir setengah responden, 47 persen menyebutnya sangat penting.
Berikut negara-negara sangat menghubungkan Tuhan dan kebaikan:
1. Indonesia: 96%
2. Filipina: 96%
3. Kenya: 95%
4. Nigeria: 93%
5. Brasil, Afrika Selatan Tunisia: 84%.
Negara-negara yang tidak mungkin menghubungkan Tuhan dan moralitas:
1. Swedia: 9%
2. Republik Ceko: 14%
3. Prancis: 15%
4. Inggris Raya: 20%
5. Belanda/Spanyol: 22%.
jadi kenapa orang indonesia beragama?
sebenarnya pada jaman presiden etnis china suharto jika sesorang tidak memiliki agama seperti agama islam,kristen,budha, dan hindu maka dapat dipastikan seseorang itu dianggap komunis dan anggota PKI (Partai Komunis Indonesia)
kenapa begitu?
pada jaman suharto partai komunis sangat menolak ideologi negara indonesia yaitu pancasila
source: cnn,wikipedia,wikileaks