Home Budaya Korea Kenapa Negara Korea Selatan Sukses Menjadi Negara Maju?

Kenapa Negara Korea Selatan Sukses Menjadi Negara Maju?

497
0

Indonesia dan Korea Selatan merdeka hanya selang 2 hari, Korea Selatan pada 15 Agustus 1945 dan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Keduanya sama-sama merdeka setelah Jepang menyerah kepada tentara sekutu.

Setelah Indonesia dan Korea Selatan merdeka, Indonesia hidup dengan dimanjakan oleh Sumber Daya Alam, Soekarno juga sangat pintar dalam mengambil hati Amerika dan China sebagai negara adidaya, tidak ada perang saudara dan masyarakatnya terbantu banyak oleh pemerintah. Krisis ekonomi di Indonesia tercatat paling besar hanya pada tahun 1998.

Berbeda dengan Korea Selatan, setelah merdeka dari Jepang, Korea Selatan masih harus struggle dengan konflik Korea Utara, konflik-konflik berkepanjangan dan kemiskinan selama satu dekade lebih, dari tahun 1960 yang puncaknya pada tahun 1987 pemerintahnya terus-menerus didemo mahasiswa Korea Selatan. Korea Selatan pernah lebih miskin dari Indonesia bahkan Korea Utara, SDA tidak banyak, SDM tidak maju. Seperti halnya manusia, negara yang banyak struggle dimasa lalu akan belajar dari pengalaman pahit untuk maju.

Sebenarnya, saya dapat inspirasi menulis ini dari sejarah nyata yang dimuat apik di drama korea, salah satunya Reply 1988.

Setiap krisis Korea Selatan selesai, disaat itu pula satu per satu bisnis-bisnis raksasa dunia saat ini baru established.

  1. Lotte, established setelah Jepang menyerah kepada Amerika pada tahun 1945. Berawal dari berjualan permen, Lotte saat ini menjadi Lotte World yang memiliki gerai supermarket, Mall, hotel, hingga taman hiburan. Kalau dibandingkan dengan permen Indonesia, yang ada sudah mulai punah atau hanya menjadi jajanan tradisional.

  2. K-POP Industry, established pada 1990, saat krisis ekonomi, culture K-POP mulai disebarkan untuk mempromosikan produk-produk Korea Selatan sehingga bisa di-export dan mengembangkan devisa negara dari sektor pariwisata. Tak heran, kalau kalian menonton Drama Korea atau Girlband/Boyband, mereka kerap mempromosikan suatu produk secara terselubung (SNSD brand ambassador Samyang Ramyun, BTS brand ambassador LG, Drakor-drakor yang menggunakan mobil Hyundai dan HP Samsung, aktornya lagi makan Jajangmyun, Ayam Goreng ala Korea, Tteokbokki, Drakor tentang kerajaan joseon yang menggunakan fashion tradisional korea, juga syuting di lokasi-lokasi romantis di Korea Selatan) Kalau Indonesia, yang ada pemain sinetron dan boyband/girlband kita di-bully alay.

  3. Samsung Electronic. Samsung yang awalnya hanya perusahaan trading kecil, pada tahun 1969 saat krisis ekonomi Korea Selatan, ingin menyaingi brand-brand elektronik Jepang sehingga memiliki visi mengalahkan Sony dan Motorola. Samsung phone pada 1988 masih seperti Esia Phone yang kualitasnya bahkan jauh lebih buruk. Dari sinilah warga Korea Selatan digaungkan untuk mencintai produk lokal untuk memperbaiki kualitas produk dalam negerinya, bahkan Samsung dan LG yang keduanya dari Korea Selatan malah bersaing. Produk-produk Samsung mendukung lifestyle warga Korea Selatan, dari lahir hingga meninggal. Jika kalian menonton serial drama korea Reply 1988 yang saya sebut diatas, Mahasiswi Seoul University Bo-Ra pernah menegur dua siswa yang menggunakan brand ternama Amerika, Bo-Ra meminta mereka untuk mencintai produk negeri sendiri, ya gambarannya seperti itu struggle mereka. Sungguh berbeda dengan Indonesia yang yang jika menggunakan handphone seperti Advan, Mito, Evercross malah dibilang miskin. Padahal Indonesia juga punya kualitas, Polytron sebenarnya tidak kalah dari Samsung apabila kita dukung.

  4. Hyundai. Setelah demo besar-besaran pada 1967, Hyundai established dengan membawa angin segar untuk menurunkan angka pengangguran di Korea Selatan. Hyundai sukses besar dibagian otomotif berkat bantuan Managing Director George Turnbull dari Inggris. Kalau di Indonesia, orang asing yang memegang kendali akan dibilang antek asing. Giliran ada mobil esemka malah diledekin bukan didukung.

Disaat masyarakat kita lagi enak-enaknya, saat itu masyarakat Korea Selatan tidak bisa membeli kebutuhan pokok. Presiden Korea Selatan saat itu berkata, “Mari kita bekerja lebih keras agar anak cucu kita tidak dijual keluar negeri, sekarang kita berjanji akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra-putri kita. Negara yang patut dibanggakan.”

Bekerja keras di Korea Selatan sudah dilatih sejak dini. Pelajar di Korea Selatan masuk sekolah dari pagi hingga malam. Belum lagi extracurricular dan les-les. Ini tidak cocok diterapkan di Indonesia. Masih ingat dengan mantan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy yang membuat kebijakan sekolah 5 hari sampai sore? Reaksi masyarakat kita kontra dengan itu, malah membandingkan dengan Amerika yang sistem pendidikannya sampai siang dan bebas. Padahal di Amerika pelajar pulang siang untuk pengembangan diri, kalau di Indonesia ya buat main game atau bantuin emak dirumah.

Tapi sebenarnya karena korea selatan banyak mendapatkan sumbangan akibat ganti rugi jajahan Jepang dan di Atur Amerika bahkan masuknya kristen hingga hampir 30 persen warga korea memeluk agama tersebut menyebabkan banyak perusahaan eropa tertarik berbisnis dengan korea selatan yang sampai sekarang masih bermusuhan dengan saudaranya yaoitu korea utara.

source: febriana tri hartiana