Sebelum anak belajar bicara dalam Bahasa Indonesia yang benar, ia mengoceh dan bermain-main dengan suara yang belum jelas artinya. Bahasa bayi yang pertama dapat didengar adalah bahasa nonverbal, seperti menangis dan menggeliat untuk mengekspresikan berbagai emosi dan kebutuhannya, seperti rasa takut, lapar, dan bosan.

Periode penting bagi si Kecil untuk belajar bicara terjadi pada 3 tahun pertama kehidupannya. Ini terjadi ketika otaknya berkembang pesat, dan tergantung juga pada perkembangan keterampilan bicara serta proses pertumbuhannya.

Lalu kapan kamu bisa mendengarkan kata pertama si Kecil? Selain itu, apa saja hal yang harus diketahui tentang perkembangan keterampilan bicara si Kecil? Kami akan memberikan informasi penting bagi kamu yang dilansir dari Webmd.com berikut ini.

Tahapan Bahasa Bayi

  • Bahasa bayi 3 bulan: Suara yang dikeluarkan oleh si Kecil masih bersifat refleks, kadang berupa rengekan dan tangisan. Si Kecil juga mendengarkan suara ibu sambil memperhatikan raut wajah ibu saat ibu berbicara padanya, serta menengok saat ada suara di sekitar rumah. Pada usia ini, beberapa bayi menyukai suara dan musik yang mereka dengar dalam kandungan.
  • Bahasa bayi 6 bulan: Si Kecil mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya mamamama, papapapa. Si Kecil juga sudah bisa merespon jika namanya dipanggil, dan mengatur nada bicara sesuai emosi yang ia rasakan dengan ekspresi wajah yang sesuai.
  • Bahasa bayi 9 bulan: Si Kecil sudah mulai bisa memanggilmu dengan sebutan “Mama”, dan mengerti kata-kata dasar seperti “tidak” dan “dadah.”
  • Bahasa bayi 12 – 18 bulan: Kosakata si Kecil bertambah dengan pesat, yakni mencapai 5-50 kata. Si Kecil juga sudah mengerti apa yang ia bicarakan dan merespon bentuk perintah sederhana, seperti “Tolong ambilkan mainan itu.”
  • Bahasa bayi 18 bulan: Si Kecil sudah bisa menunjuk orang, benda, dan bagian tubuh yang ibu sebutkan. Ia juga mengulangi kata-kata ibu yang ia dengar seperti kata terakhir dari kalimat ibu. Pada usia ini, si Kecil sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.
  • Bahasa bayi 2 tahun: Si Kecil memiliki kosakata baru hampir setiap hari. Ia sudah dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada usia ini, 50 persen pembicaraannya dapat dimengerti orang lain.
  • Bahasa bayi 3 tahun: Hampir semua kata yang diucapkan si Kecil bisa dimengerti ibu, ayah atau orang lain. Ia sudah bisa menggunakan kalimat 2-3 kata atau lebih, bahkan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi.

Melatih si Kecil Belajar Bicara

Keterampilan bahasa si Kecil dipengaruhi juga oleh stimulus yang diberikan oleh ibu dan ayah serta lingkungan terdekatnya. Karena itulah, orang tua dan keluarga terdekat berperan penting dalam perkembangan bicara seorang anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kosakata yang didapatkan oleh si Kecil berbanding lurus dengan jumlah kata yang didengarnya pada periode kritikal perkembangan bicaranya.

Hal yang bisa kamu lakukan untuk melatih keterampilan bicara si Kecil antara lain:

  • Rajin mengajak si Kecil bicara, dimulai dari ia masih bayi, kapanpun, dan di manapun saat bersama si Kecil. Kamu bisa mengatakan apa yang terjadi dan kamu lakukan, menyebutkan benda-benda di sekitarnya. Kata-kata yang kamu sampaikan padanya akan menjadi bekal si Kecil untuk perkembangan bicara dan bahasanya.
  • Bacakan cerita, untuk meningkatkan kosakata si Kecil. Pada usia di atas 18 bulan, si Kecil senang dibacakan cerita. Ibu mulai bisa mendongeng untuk si Kecil sebelum tidur. Selama mendongeng, kamu bisa mengajak si Kecil melihat gambar, menyebut nama benda yang ada pada buku cerita, dan memintanya untuk menunjuk benda tersebut.

Mengatasi Masalah Keterlambatan Bicara

Jika kamu merasa ada tanda-tanda si Kecil terlambat bicara segeralah konsultasikan hal tersebut ke dokter. Keterlambatan bicara bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti gangguan pendengaran, gangguan pada otak, autisme, atau gangguan pada organ mulut.

Untuk mendeteksi masalah keterlambatan bicara pada si Kecil dapat dilakukan skrining pendengaran pada saat si Kecil dilahirkan. Kemampuan mendengar si Kecil turut berpengaruh pada kemampuannya berbicara, karena itulah skrining pendengaran saat ia dilahirkan penting untuk dilakukan untuk mencegah keterlambatan bicara.

Selain itu, lakukanlah konsultasi ke psikolog atau psikiater anak, karena biasanya keterlambatan bicara juga butuh pendekatan multidisiplin oleh dokter anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.