Miliarder Elon Musk adalah perantau asal Afrika Selatan yang merasa sangat beruntung tinggal di Amerika Serikat (AS) karena menurutnya, di AS begitu banyak kesempatan yang bisa ia lakukan.
“Amerika masih lah tanah kesempatan yang lebih dari tempat apapun, itu pasti,” kata Musk dikutip dari CNBC di Jakarta, Kamis (28/4/2020) dalam wawancara dengan Blooomberg.
“Sepertinya selalu jika ada teknologi keren atau sesuatu terjadi, itu di Amerika Serikat. Jadi, tujuanku pada dasarnya adalah pergi ke Amerika,” lanjutnya.
Pada usia 17 tahun, ia merantau ke Amerika hanya bermodal uang USD 2.000, tas ransel & koper penuh buku. Dia mengaku saat kuliah membiayai sendiri biaya kuliahnya meski orang tuanya cukup berada. Hebat ya .
“Saya bayar sendiri di kuliah, melalui pinjaman mahasiswa, beasiswa, bekerja dan akhirnya punya hutang USD 100 ribu,” ceritanya.
Perusahaan pertama Musk didirikan tahun 1995, sebuah direktori online bernama Zip2 yang diakuisisi Compaq senilai USD 300 juta. Uang itu ia gunakan mendirikan X.com, layanan finansial yang di kemudian hari bernama PayPal dan dicaplok eBay senilai USD 1,5 miliar.
Musk kembali memutar uangnya dan mendirikan perusahaan antariksa SpaceX. Berlanjut kemudian ia memimpin perusahaan mobil listrik Tesla.
Keberhasilan ini membawanya memulai SpaceX dan Tesla, bersama dengan Neuralink pada 2016, dan setahun kemudian, The Boring Company. Hari ini, Musk memiliki kekayaan USD 36,8 miliar, menurut Forbes.
“Jelas tidak ada negara lain di mana saya bisa melakukan ini, baik sebagai perantau atau bukan,” tandasnya.